Perombakan Kabinet Merah Putih (KMP) yang ke- 3 masih membuka peluang bagi perombakan ke- 4. Setelah Presiden Prabowo menunjuk Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), posisi Menteri BUMN kosong. Keadaan tersebut mirip dengan perombakan ke-2 saat posisi Menpora dan Menko Polkam sengaja dikosongkan Presiden Prabowo.
Pengangkatan Erick Thohir sebagai Menpora tidak tepat jika hanya mengacu pada pengalaman Erick sebagai Ketum PSSI. Persoalan utama Kemenpora itu sesuai namanya adalah pemuda, maka Menpora seharusnya berlatar belakang aktivis mahasiswa dan pemuda. Sementara olahraga sebagai fokus kedua Kemenpora, relatif lebih mudah karena olahraga memiliki organisasi berjenjang dan berstruktur yang lebih rapi.
Maka Menpora yang ditunjuk Presiden Prabowo seharusnya bukan menarik Ketum PSSI yang fokus mengurus PSSI. Presiden seharusnya menunjuk Menpora yang berlatar belakang aktivis mahasiswa dan pemuda, sehingga lebih mengerti denyut nadi aktivis mahasiswa dan pemuda. Presiden Prabowo dapat belajar dari presiden sebelumnya yang selalu menjadikan aktivis mahasiswa dan pemuda sebagai Menpora.
Kemenpora disiapkan untuk menampung aktivis mahasiswa dan pemuda di pemerintahan. Presiden Soeharto mengangkat Abdul Gafur, Akbar Tanjung, Hayono Isman, Agung Laksono. Presiden Habibie mengangkat Mahadi Sinambela. Presiden Soesilo B Yudhoyono (SBY), mengangkat Adhyaksa Dault sebagai Menpora. Para presiden tersebut menyadari Menpora harus memahami dinamika gerakan mahasiswa dan pemuda.
Sedang untuk olahraga, Menpora hanya perlu menggalang dukungan publik untuk pemajuan prestasi olahraga dengan pelibatan organisasi induk olahraga. Kemenpora memfasilitasi kompetisi yang sehat di dalam dan luar negeri, memfasilitasi akses kepada pemerintah dan dunia usaha agar para atlet sejahtera. Maka Menpora yang dibutuhkan adalah organisator yang dapat menghubungkan para stake holder.
Menjadikan Erick Thohir sebagai Menpora tidak sesuai dengan fatsun Kemenpora tersebut. Presiden Prabowo tidak menempatkan pembantunya sesuai prinsip “the right man on the right place”. Maka Erick Thohir harus segera merekrut para aktivis pemuda dan mahasiswa sebagai staf khusus, melengkapi latar belakangnya yang tidak pernah live in organisasi mahasiswa dan pemuda.
Kamis, 18 September 2025
Sutrisno Pangaribuan
Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)
Presidium Pergerakan Rakyat Indonesia Makmur Adil (Prima)
Direktur Eksekutif Indonesia Government Watch (IG-Watch)
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan PARADAPOS.COM terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi PARADAPOS.COM akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Artikel Terkait
Menaker Yassierli: Target 19 Juta Lapangan Kerja Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Eks Jubir Presiden: Yakin 100% Menag Yaqut Tak Berani Lego Kuota Haji Tanpa Perintah Jokowi!
Bahlil Minta Shell Tak PHK Karyawan Imbas Stok BBM Kosong: Negara Ini Ada Aturan Main!
Heboh! Bule Cantik AS Buka Kelas Seksual di Bali, Berakhir Dideportasi