PT Jakarta Propertindo (Jakpro) merupakan BUMD DKI Jakarta yang ditunjuk untuk mengelola KSB. Polemik di rusun ini berawal dari warga yang digusur demi pembangunan JIS tak kunjung bisa menempati KSB karena belum ada kesepakatan soal harga sewa dengan PT Jakpro. Hal ini membuat sebagian dari warga menerobos masuk dan menempati paksa unit-unit di KSB.
Situasi saling dorong kembali terjadi. Warga mendesak wartawan diizinkan masuk. "Awas! Buka pintu, mereka datang untuk warga Kampung Bayam. Rumah kami di sini," tutur warga yang sebelumnya menjemput wartawan di jalan masuk.
Warga bercerita suasana ini memanas saat sekumpulan petugas keamanan tiba-tiba menggeruduk rusun pagi tadi. "Untuk warga supaya diimbau keluar," kata Neneng. Saat suara megafon berbunyi warga terkejut. Mereka yang berada di lantai dua rusun, turun ke bawah.
Saat warga dan petugas keamanan berhadapan, suasana saling dorong terjadi. Kedua kelompok saling tuding siapa duluan yang mendorong dan memukul hingga menyebabkan kericuhan. Hingga saat ini masih banyak anggota satpam, Tentara Nasional Indonesia, dan polisi yang berjaga.
Di sebuah kursi sepanjang satu meter. Seorang perempuan bercelana pendek duduk. Ada bekas darah di kakinya. Dan di luar bangunan rumah susun ini, para petugas masih duduk, berdiri, dan memantau area gedung Rusun Kampung Bayam. Di dalam bangunan ini, anak-anak, lansia, laki-laki dan perempuan terus mengumandangkan salawat.
Sumber: tempo
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA