PARADAPOS.COM - Rismon Sianipar selalu menghindari pakar digital forensik, Josua Sinambela.
Padahal Josua Sinambela sangat berharap agar bisa berdiskusi soal keahlian.
Bahkan, Rismon Sianipar diundang agar bisa hadir untuk diskusi publik, namun tak hadir juga.
“Saya sudah menghubungi dia langsung, mengundang berdiskusi terbuka supaya semua fakta terungkap," ujar Josua Sinambela.
Sejak Maret 2025, kata Josua Sinambela, ia telah berupaya mengajak Rismon berdiskusi langsung melalui forum Focus Group Discussion atau FGD bersama para ahli digital forensik.
Sebab, ia ingin memahami hasil temuan Rismon Sianipar terkait skripsi dan ijazah Jokowi tersebut.
"Tujuan saya sebenarnya, ingin meluruskan. Bukan ingin belajar dengan dia. Kenapa? Karena di artikel yang saya tulis dengan judul 'Benarkah Ijazah Jokowi Palsu?' Di sana saya sebenarnya telah menertawakan analisis prematurnya dia (Rismon)," ujar Josua.
Ketidakhardiran Rismon ini pun menjadi sorotan di media sosial X.
"Haloo @SianiparRismon knp eloo TAKUT debat dgn Josua M Sinambela...ditunggu 2 jam lebih gk berani muncul. Memang beda kualitas Pakar-pakaran dgn ahli Digital Forensik aslinya," tulis akun @tham878.
"Ahli Digital Forensik Joshua Sinambela berbicara soal ijazah Pak Jokowi dan juga penolakan @SianiparRismon menolak bertemu dengan Joshua Sinambela. Sesama ahli masak takut diajak ketemu diskusi?" tulis akun D4NT3 @G0LIATH87.
👇👇
Live kak pic.twitter.com/fMZx2s9jtp
Ahli Digital Forensik Joshua Sinambela berbicara soal ijazah Pak Jokowi dan juga penolakan @SianiparRismon menolak bertemu dengan Joshua Sinambela. Sesama ahli masak takut diajak ketemu diskusi? pic.twitter.com/zFpPTGfMee
Haloo @SianiparRismon knp eloo TAKUT debat dgn Josua M Sinambela...ditunggu 2 jam lebih gk berani muncul😂🤣😇
Memang beda kualitas Pakar-pakaran dgn ahli Digital Forensik aslinya pic.twitter.com/LULh498EoU
Sebagaimana diketahu, Rismon Sianipar dan Roy Suryo masih ngotot meragukan hasil penyelidikan Bareskrim Polri terkait skripsi dan ijazah Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut Josua Sinambela, klaim Rismon Sianipari dan Roy Suryo Cs yang menuding skripsi dan ijazah Jokowi palsu berdasar hasil analisis digital tersebut merupakan kesimpulan prematur tanpa metodologi ilmiah yang memadai.
Hal ini diungkap Josua Sinambela dalam diskusi bertajuk #DFTALK: Pakar-pakaran Vs Ahli Digital Forensik yang disiarkan di akun YouTube DFTALK pada Sabtu (31/5/2025) malam.
Joshua lantas mebeberkan bahwa dokumen skripsi Jokowi yang dikritisi Rismon sebenarnya memiliki kesesuaian dengan skripsi milik mahasiswa lain angkatan 1985 di Fakultas Kehutanan UGM.
Kesimpulan itu dia peroleh berdasar hasil pengecekan langsung terhadap skripsi Jokowi dan teman seangkatannya yang diperoleh dari perpustakaan UGM.
“Kalau pakai logika Rismon, berarti skripsi mahasiswa lain juga palsu dong? Padahal faktanya, dulu tanda tangan tidak menjadi syarat yudisium, dan banyak mahasiswa hanya mencetak skripsi formal untuk keperluan wisuda, bukan sebagai bukti utama kelulusan,” ungkap Josua.
Tidak Sesuai Standar Kajian Ilmiah hingga Gunakan Dokumen Milik Josua
Josua juga menyoroti pendekatan metodologis Rismon yang dinilai tidak sesuai standar kajian ilmiah.
“Dia bilang sudah melakukan penelitian, tapi bahan analisisnya malah dari foto dan video yang saya kirimkan. Peneliti mana yang pakai data orang lain tanpa verifikasi langsung?" ujarnya.
Dokumen berupa foto dan video skripsi Jokowi yang menjadi bahan analisis Rismon itu diketahui merupakan milik Josua.
Dokumen tersebut sempat dikirim Josua kepada Rismon lewat WhatsApp saat berupaya mengajak diskusi dan meluruskan hasil analisis Rismon yang keliru.
Namun sayangnya, kata Josua, dokumen itu justru dimanfaatkan Rismon untuk menguatkan asumsi-asumsi liar bahwa skripsi dan ijazah Jokowi palsu.
"Video dan foto inilah yang disalahgunakan dia untuk menguatkan asumsi-asumsinya," ujar Josua seraya menunjukkan bukti kiriman foto dan video skripsi Jokowi kepada Rismon.
Selain itu, Josua juga membeberkan bukti bahwa font Times New Roman yang dijadikan salah satu landasan Rismon menuding skripsi Jokowi palsu itu sebenarnya juga digunakan dalam skripsi teman-teman Jokowi lainnya di angkatan 1985.
Kesesuaian lainnya, menurut Josua, skripsi Jokowi dan teman seangkatannya itu juga dijilid di tempat percetakan yang sama bernama Perdana.
Skripsi yang dijilidkan di percetakan Perdana itu, kata dia, menggunakan font yang sama pada halaman depan atau judul hingga halaman pengesahan. Sedang isi skripsi semua menggunakan mesin tik.
"Dia (Rismon) nggak punya kesempatan untuk mendokumentasi seperti yang saya lakukan," ujarnya.
Artikel Terkait
Bank bjb Raih Apresiasi Kemenko Perekonomian untuk Edukasi PMI Perempuan
Strategi Jokowi Diduga di Balik Projo Gabung Gerindra, Ini Kata Hendri Satrio
Prediksi Pakar: Prabowo-Gibran Dipastikan Kalah di Pilpres 2029, Ini Penyebabnya
Waspada Mata-mata Jokowi! Analis Peringatkan Prabowo Soal Mudharat Budi Arie Setiadi Masuk Gerindra