Curhat Jokowi Merasa Didowngrade, Serangan Politik atau Momen Dongkrak Popularitasnya Jelang 2029?

- Rabu, 16 Juli 2025 | 06:40 WIB
Curhat Jokowi Merasa Didowngrade, Serangan Politik atau Momen Dongkrak Popularitasnya Jelang 2029?




PARADAPOS.COM - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai adanya agenda politik besar untuk menjatuhkan atau men-downgrade dirinya memicu beragam spekulasi.


Pernyataan ini muncul di tengah panasnya isu tudingan ijazah palsu yang kembali menyeret namanya.


Alih-alih merugikan, serangan ini justru dinilai menjadi momentum bagi Jokowi untuk kembali menaikkan popularitasnya yang sempat menurun.


Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Alex Damanik atau Freddy Damanik menilai bahwa setiap serangan politik dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan dampak positif.


Menurutnya, Jokowi sangat memahami cara kerja ini dan piawai dalam mengubah serangan negatif menjadi keuntungan popularitas.


Freddy melihat adanya pola di mana serangan yang masif justru meningkatkan simpati publik terhadap Jokowi.


"Saya sebetulnya sepakat dengan Mas Adi, jadi memang setiap serangan itu juga bisa berdampak positif ketika itu dimanfaatkan, tanda kutip. Pak Jokowi juga pasti sering melakukan itu," ujar Freddy dalam sebuah diskusi yang tayang di kanal Youtube tvOneNews, Rabu (16/7/2025).


Ia menambahkan bahwa Jokowi telah belajar dari pengalaman sebelumnya, seperti serangan yang dilancarkan oleh Amien Rais.


"Ketika Amien Rais ini terus menyerang Pak Jokowi, justru simpati kepada Pak Jokowi itu naik," jelasnya.


Menurut Freddy, dalam konteks isu ijazah palsu yang kembali memanas, Jokowi tidak menciptakan isu tersebut. 


Namun, sebagai seorang politisi ulung, ia berusaha mengambil manfaat dari situasi yang ada untuk kepentingannya, terutama dalam hal popularitas.


"Tetapi Pak Jokowi berusaha mengambil tanda kutip manfaat dari situ, khususnya untuk popularitas. Itu seperti dikatakan Mas Adi tadi, itu sah-sah saja bagi seorang politisi," tegas Freddy.


Pernyataan Jokowi soal 'agenda besar' dilihat sebagai cara untuk menjelaskan kepada publik bahwa ada pertarungan politik yang lebih besar di baliknya, yang menyasar stabilitas pemerintahannya menjelang 2029.


Freddy menggarisbawahi bahwa serangan ini ditujukan untuk memecah belah Koalisi Indonesia Maju yang digalang oleh Jokowi, Prabowo Subianto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Jika tokoh sentral ini berhasil diadu domba, maka pemerintahan akan melemah.



Tunjukkan Saja Ijazahnya!


Di sisi lain, Koordinator Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Ahmad Khozinudin, memandang isu ini dari perspektif hukum.


Ia mempertanyakan sikap Jokowi yang tidak segera menunjukkan ijazah aslinya untuk mengakhiri polemik. 


Menurutnya, keengganan ini justru menjadi tindakan yang men-downgrade citra Jokowi sendiri.


Khozinudin juga menyoroti perkembangan proses hukum terkait laporan yang dibuat oleh pihak Jokowi.


Awalnya, hanya beberapa orang yang dilaporkan, namun kini jumlah terlapor semakin banyak, termasuk nama-nama seperti Abraham Samad dan Eggi Sudjana.


"Justru terlapornya makin banyak. Lah, kami mendapat pesan dari laporan itu, 'Oh, ini Saudara Jokowi mau perang bubat ini, mau perang semesta'," ungkapnya, menyiratkan bahwa langkah hukum tersebut justru memperluas konflik.


Terlepas dari perdebatan tersebut, satu hal yang disepakati adalah isu ini memiliki dimensi politik yang kuat.


Apakah ini murni serangan untuk delegitimasi atau sebuah strategi cerdas untuk mengelola popularitas?


Publik akan melihat dampaknya seiring berjalannya waktu dan proses hukum yang sedang bergulir.


Sumber: Suara

Komentar