Dari serangkaian pengalamannya itu, Dedi Mulyadi menarik sebuah kesimpulan kontroversial yang menampar banyak pihak.
"Jadi sifat koruptif, sifat nepotisme, bukan hanya milik politisi kaya saya Dedi Mulyadi, nggak usah ngomong orang lain, tetapi juga rakyat memiliki karakter itu," beber Dedi Mulyadi.
👇👇
KDM sebut rakyat juga tukang korupsi sama kayak pejabat.
Yg jujur dan suci dirinya doang, begitu kah? 😩 pic.twitter.com/rcflwXdBV3
Cermin Korupsi Elite Politik: Kasus Wamenaker
Pernyataan Dedi Mulyadi ini seolah menjadi cermin dua sisi dari persoalan korupsi di Indonesia.
Di satu sisi ia menyorot mentalitas di level masyarakat, di sisi lain pernyataannya muncul di tengah gempuran berita korupsi para elite politik yang semakin menjadi-jadi.
Contoh paling gamblang baru-baru ini adalah terungkapnya skandal korupsi yang menjerat Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan alias Noel.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terkait pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Tak tanggung-tanggung, Noel diduga menerima aliran dana haram sebesar Rp 3 miliar dan satu unit motor gede merek Ducati.
Kasus ini menjadi bukti nyata bagaimana kekuasaan yang dimiliki pejabat tinggi, seperti yang disinggung Dedi Mulyadi, membuka peluang untuk melakukan korupsi dalam skala yang jauh lebih masif dan merusak sistem.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Ruhut Sitompul Minta Prabowo Tembak Mati Pelaku Pembalakan Liar Pemicu Bencana Sumatera
Bandara IMIP Didesak Tutup Total: Menhan Temukan Pelanggaran Kedaulatan & Keamanan Negara
Darurat Sampah Indonesia: Penanganan Baru 24%, Menteri Tetapkan Status Darurat
Ijazah S1 Jokowi Diklaim Palsu oleh Sosiolog Hukum UNJ: Fakta & Analisis Hukum