Budayawan Eros Djarot Heran Jokowi dan Gibran Sulit Perlihatkan Ijazahnya: Apa Sih Susahnya?

- Selasa, 23 September 2025 | 09:20 WIB
Budayawan Eros Djarot Heran Jokowi dan Gibran Sulit Perlihatkan Ijazahnya: Apa Sih Susahnya?




PARADAPOS.COM - Budayawan sekaligus politikus senior, Eros Djarot, menyoroti perkara yang menimpa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), terkait dengan ijazah yang hingga kini tidak kunjung usai diperdebatkan.


Sorotan terhadap ijazah Jokowi belum selesai, kini ijazah Wakil Presiden sekaligus putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, juga turut menjadi perdebatan masyarakat tanah air.


Eros Djarot mengaku sudah lelah mengikuti perkara ijazah Jokowi dan Gibran yang tak selesai-selesai.


Menurutnya, kasus ini bisa rampung jika Jokowi dan Gibran menunjukkan ijazahnya kepada masyarakat.


Jika itu dilakukan, kata Eros, Roy Suryo cs pasti akan berhenti memperdebatkan perkara ijazah.


"Mulailah dengan cara sederhana, Pak Jokowi tampil, supaya Roy Suryo juga (berhenti), capek juga kita lihat itu ya," kata Eros Djarot, dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad, Senin (22/9/2025).


"Apa sih susahnya? Saya juga nggak ngerti mas Jokowi. Apa sih susahnya ngelihatin ijazah kok susah banget," lanjutnya.


Menurut Eros, jika Jokowi dan Gibran tidak berani menunjukkan ijazahnya ke publik, maka mereka tidak memiliki ijazah.


Apalagi, Gibran saat ini aktif menjabat sebagai Wakil Presiden.


Jika tidak berani memperlihatkan atau bahkan tidak memiliki ijazah, Eros menyarankan Gibran untuk mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden.


"Mas Gibran, tampil dong, 'ini ijazah saya.' Kalau enggak, berarti memang kamu nggak punya ijazah. Kok susah amat sih," tutur Eros.


"Kalau enggak ya mundur lah. Kalau saya jadi Mas Gibran, lebih baik mundur menurut saya," sambungnya.


Menurut Eros Djarot, Gibran seharusnya mencontoh Mohammad Hatta yang mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden.


"Pak Hatta itu orang yang bisa jadi contoh. Bayangkan kurang apa seorang proklamator berani mundur. Untuk apa? Daripada hal-hal yang tidak dia inginkan, (lebih baik) mundur," ujar Eros.


Ia pun memiliki pesan mendalam kepada Gibran dan juga Jokowi.


"Kalau saya sih tidak minta turunkan mas Gibran, saya minta 'mas Gibran sampeyan masih muda, mbok ya udah daripada nanti diblejeti semua, mbok ya mundur, lebih terhormat, banyak yang berterima kasih.'," tutur Eros Djarot


"Dan juga kepada Pak Jokowi, 'mbok yo uwes to mas, jangan mengomentari, jangan cawe-cawe.'," kata dia.


Baru-baru ini, Gibran digugat oleh warga sipil bernama Subhan Palal.


Selain Gibran, Subhan juga menjadikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai tergugat.


Gibran dan KPU dituntut untuk membayar uang ganti rugi senilai Rp125 triliun kepada negara.


Keduanya dinilai telah melakukan perbuatan melawan hukum karena ada beberapa syarat pendaftaran cawapres yang dahulu tidak terpenuhi.


Syarat pendidikan SMA Gibran dinilai tidak memenuhi syarat dalam pendaftaran cawapres.


Berdasarkan informasi yang diunggah KPU pada laman infopemilu.kpu.go.id, Gibran diketahui menamatkan pendidikan setara SMA di dua tempat, yaitu Orchid Park Secondary School Singapore pada tahun 2002-2004 dan UTS Insearch Sydney, Australia pada tahun 2004-2007.


Sumber: Tribun

Komentar