Pelaku pasar mulai meragukan bank sentral AS setelah The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pekan lalu. Sinyal The Fed yang menyatakan tidak akan ada lagi pemotongan suku bunga di akhir tahun mengejutkan banyak investor. Pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell yang menegaskan pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya "bukan sesuatu yang pasti" menambah ketidakpastian.
Data Historis dan Prospek November
Secara historis, November menjadi bulan yang positif bagi bursa saham AS. Berdasarkan data Stock Trader’s Almanac sejak 1950, November merupakan bulan dengan performa terbaik bagi S&P 500 dengan rata-rata kenaikan 1,87%. Truist Advisory Services mencatat bahwa dalam 21 kasus ketika S&P 500 naik setidaknya 15% dalam 10 bulan pertama tahun, indeks hampir selalu menguat pada dua bulan terakhir.
Volatilitas Sektor Teknologi dan AI
Volatilitas tetap muncul di sektor teknologi. Saham Meta Platforms dan Microsoft anjlok usai mengumumkan peningkatan belanja untuk ekspansi AI, sementara Alphabet justru menguat karena pendanaannya dinilai lebih sehat. Saham Amazon naik berkat pertumbuhan kuat di bisnis cloud yang meredakan kekhawatiran tertinggal dalam kompetisi AI.
Kekosongan Data dan Sumber Alternatif
Dalam kondisi shutdown pemerintah AS sejak 1 Oktober, pasar kini bergantung pada data alternatif seperti laporan tenaga kerja ADP dan survei sentimen konsumen University of Michigan. Menurut Kourkafas, sumber alternatif semakin penting untuk membantu The Fed mengkalibrasi arah kebijakan suku bunga di tengah kekosongan data resmi.
Artikel Terkait
IHSG Lesu di November 2024: Momen Akumulasi atau Tunggu Rebound Desember?
Repower Asia (REAL) Catat Laba Rp398 Juta, Melonjak 43% di Tengah Transformasi Properti Digital
Waspada Koreksi IHSG November 2025: Analisis & Rekomendasi Saham (BBCA, BMRI)
Viral Isu Pertalite Bercampur Air di Jatim, Diduga Rekayasa Sistematis