PARADAPOS.COM - Ahli forensik digital, Rismon Hasiholan Sianipar mengaku bakal total 'bertarung' terkait drama ijazah Jokowi yang kini makin memanas.
Hal itu karena Rismon merasa ada upaya kriminalisasi karena isu ijazah palsu itu dianggap telah dibelokkan.
Secara lantang, Rismon pun menunding upaya itu merupakan taktik 'Parcok'.
Diketahui, isu 'Parcok' alias Partai Cokelat memang mengemukan dan dikaitkan dengan institusi kepolisian di masa Pilpres 2024 lalu.
Terkait adanya kecurigaan itu, Rismon mengaku tidak gentar dan siap bertarung habis-habisan di pengadilan.
"Ini kan apa ya, teknik mereka, biasalah 'parcok' (partai cokelat) seperti ini ya. Ini sudah terjadi juga pada kasus Bambang Tri dan Gus Nur. Saya kira di sini kita harus total fight," ujar Rismon dalam sebuah siniar di Youtube yang dipantau pada Rabu (23/7/2025).
Rismon mengaku energinya justru berlipat ganda karena merasakan dukungan masif dari publik.
Ia merasa tidak lagi berjuang sendirian, berbeda dengan pengalaman pahitnya di masa lalu saat membongkar kasus kontroversial lainnya.
"Tetapi kami menemukan energi dari rekan-rekan seperjuangan bahwa kami tidak sendiri gitu loh," tegasnya.
Ungkit Kasus Jessica Wongso
Dalam siniar itu, Rismon juga mengungkit rekam jejaknya dalam kasus kasus kopi sianida Jessica Wongso.
Dalam kasus itu, dia mengaku bertarung sebagai ahli yang berhadapan dengan nama-nama besar di kepolisian.
"Kasus Jessica Wongso saja saya sebagai ahli terus meneriakkan rekayasa barang bukti digital oleh Tito Karnavian, Krishna Murti dan Muhammad Nur Al-Azhar saja. Saya sendiri lonely dan saya berani bersuara siap untuk dipenjarakan," ungkap Rismon.
Isu ijazah Jokowi, menurutnya, telah menjadi perhatian nasional dan mendapat dukungan luas dari masyarakat.
Artikel Terkait
Kejagung Geledah Ditjen Bea Cukai, Buktikan Pejabat Ini Berbohong ke Publik!
Siapa yang Berhak Tentukan Tersangka Korupsi Kuota Haji Rp 1 Triliun?
Marcella Santoso Didakwa Cuci Uang Rp 52,5 M, Tak Hanya Suap Tapi Terkait Vonis Lepas Ekspor CPO
Polri Hanya Beri Sanksi Etik ke 4 Personelnya yang Terlibat Penyelundupan Narkoba, Kok Bisa?