Bukan Netanyahu! Inilah Sosok Dalang Perang, Kendalikan Israel dari Balik Tirai

- Sabtu, 21 Juni 2025 | 13:55 WIB
Bukan Netanyahu! Inilah Sosok Dalang Perang, Kendalikan Israel dari Balik Tirai

Akibat Diselingkuhi Benjamin


Dari mana kekuatan sebesar ini berasal?


Banyak yang menunjuk pada satu momen kelam di tahun 1993, ketika Benjamin Netanyahu secara publik mengakui perselingkuhannya.


Beredar rumor kuat tentang sebuah "perjanjian rahasia" yang dibuat setelah insiden itu.


Diduga, isi perjanjian rahasia itu ialah Benjamin memberikan Sara hak veto atas keputusan-keputusan suaminya, termasuk penunjukan pejabat keamanan senior, sebagai ganti atas kesetiaannya.


Meskipun Liberman mengaku tidak mengetahui detail perjanjian itu, ia mengonfirmasi bahwa intervensi Sara sudah ada bahkan sebelum skandal perselingkuhan terjadi.


Namun, insiden "rekaman panas" itu diyakini telah mengukuhkan posisinya, memberinya senjata ampuh untuk mengendalikan karier politik suaminya.


Dari Dapur Istana Hingga Kabinet Perang


Kontrol Sara tidak berhenti di urusan personal atau penunjukan staf. Ia dituding terlibat langsung dalam kebijakan perang.


Baru-baru ini, Sara dilaporkan mengkritik keras Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel (IDF), dengan dalih sang jenderal "memprioritaskan pengembalian sandera daripada mengalahkan Hamas."


Berita dari Channel 12 melaporkan bahwa Sara menentang keras penunjukan Kepala Staf saat ini.


Dia juga secara aktif melobi kandidat lain yang lebih sesuai dengan pandangan garis kerasnya.


Ini adalah bukti paling mengerikan bagaimana preferensi personalnya bisa membentuk strategi militer sebuah negara nuklir.


Paranoia "Deep State" dan Rentetan Skandal


Seperti halnya politisi populis lainnya, ketika terpojok oleh skandal—seperti kasus penyalahgunaan dana negara untuk memesan makanan mewah senilai hampir USD100.000—Sara dan keluarganya mengadopsi narasi konspirasi.


Ia berulang kali menuding adanya "negara gelap" atau "deep state" di Israel yang berkomplot untuk menjatuhkan suaminya, sebuah retorika yang ia samakan dengan nasib Donald Trump di AS.


"Orang-orang ini menyalahgunakan sistem peradilan untuk mencoba menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis," klaimnya, seraya menuduh "elit sayap kiri radikal" sebagai dalangnya.


Dengan jejak intervensi yang panjang, dari memveto duta besar PBB hingga membentuk kabinet perang, serta riwayat skandal dan retorika konspirasi, sosok Sara Netanyahu muncul sebagai salah satu figur paling berpengaruh sekaligus berbahaya di Israel.


Ia bukan lagi sekadar istri perdana menteri; ia adalah pemain sentral dalam drama politik rezim Zionis yang penuh intrik dan pertumpahan darah.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar