Hal ini dibandingkan dengan pengobatan depresi lainnya, seperti Prozac dan Zoloft, yang seringkali membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk meringankan kondisi pasien namun seringkali tidak berhasil.
Pada tahun 2018, Dr. Martin Teicher, seorang Profesor Psikiatri di Harvard Medical School dan Direktur Program Penelitian Biopsikiatri Perkembangan di Rumah Sakit McLean menyatakan bahwa dia menganggap penggunaan baru obat ketamin "sebenarnya salah satu kemajuan terbesar dalam dunia psikiatri."
Baca Juga: Pemilu 2024, Ashanty Ajak Masyarakat Tidak Golput
Di tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan menyetujui Spravato, yaitu obat semprot hidung dan antidepresan pertama berbahan dasar ketamin.
Namun meskipun ketamin bekerja dengan cepat, efeknya akan berkurang hanya dalam beberapa hari atau minggu, menurut penelitian.
Para ilmuwan terus mempelajari cara lain menggunakan ketamin untuk mengatasi masalah kejiwaan lainnya seperti gangguan penggunaan narkoba.
Namun, obat ketamin sendiri memiliki resiko. Ketamin telah banyak digunakan di pesta-pesta dan klub-klub malam karena kemampuannya bisa membuat penggunanya merasa seperti mengalami halusinasi dalam waktu singkat.
Artikel asli: alonesia.com
Artikel Terkait
Rahadi Algamar, Mahasiswa MNC University, Raih Juara 3 Pop Royalty Singing Competition 2025
Viral Bukti Selingkuh Hamish Daud & Chef Sabrina: Pinterest Hingga Video Raisa Jadi Sorotan
Reza Gladys Gugat Balik Nikita Mirzani, Tuntut Pengembalian Rp4 Miliar
The Grumpy Chef: Arti Julukan, Profil Sabrina Alatas & Fakta Isu Terbaru