Ia juga menambahkan pesan, "Semoga Jokowi cepat-cepat melakukan tobat nasuha."
Kritik Terhadap Legitimasi Politik dan Kekuasaan
Lebih lanjut, Saiful membandingkan integritas dalam profesi dengan dunia politik. Menurutnya, menjadi tukang kusen kayu yang jujur jauh lebih terhormat daripada menjadi politisi atau presiden yang mengobral kebohongan.
Kritik juga ditujukan pada proses pencalonan Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Jokowi. Saiful menyoroti soal kecakapan dan mekanisme konstitusi yang ditempuh, yang dinilai sebagai pemaksaan.
"Akhirnya yang terjadi Jokowi hidup merana, penuh penyakit dan nantinya dikutuk oleh sejarah," pungkas Saiful dalam pernyataannya yang keras.
Perkembangan ini menjadi sorotan publik dan menandai babak baru dalam peta politik Indonesia pasca-kepemimpinan Jokowi.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
BULOG Panen Padi di Karawang: Produktivitas 7,2 Ton/Ha dengan Teknologi Drone & Smart Farming
Peredaran 645 Butir Obat Keras di Mimika: Tersangka Diserahkan ke Kejaksaan
APBN Pastikan Bantu Tanggung Utang Kereta Cepat Whoosh, AHY: Negara Hadir
Kritik Hendri Satrio soal Silfester Matutina Belum Dieksekusi, Sindir Penegakan Hukum Lamban