“Untuk pangan, Indonesia harus swasembada. Jika mengandalkan impor, kedaulatan kita jadi taruhannya. Bayangkan jika pasokan dari luar terhenti, Indonesia terjadi bencana kelaparan. Kita rentan, karena menggantungkan perut kita ke negara lain,” jelasnya.
“Bahkan andai impor lancar sekalipun, tetap ada masalah. Produk pangan lokal kita bisa gagal bersaing di pasar, sehingga kesejahteraan petani kita yang menjadi korban,” lanjut Budisatrio.
Presiden Jokowi dan Capres Prabowo Subianto, menurut Budisatrio sudah pula memahami hal itu. Program Food Estate disiapkan menjadi solusi jangka panjang ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Ilusi Pemakzulan Jokowi oleh Kelompok yang Tidak Siap Kalah
“Pak Jokowi sudah menggagas Food Estate sebagai cadangan logistik nasional, dan Pak Prabowo bertekad melanjutkannya. Prabowo Gibran bahkan bertekad menyempurnakannya menjadi Program Lumbung Pangan, diikuti industri pertanian yang memanfaatkan teknologi modern dan digital. Ini menjadi prioritas utama,” urai Budisatrio.
Prabowo Gibran, lanjut Budisatrio Djiwandono, juga bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan melakukan reformasi agraria untuk mendukung pertanian masyarakat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hukamanews.com
Artikel Terkait
Lisa Mariana Sedot Lemak Demi Eropa, Sindir Aura Kasih? Fakta & Tanggapan Lengkap
SafeW Review: Solusi Komunikasi Aman untuk Konsultan Digital 2024
Pelaku Pengibar Bendera GAM di Lhokseumawe Diamankan Bawa Senpi Colt M1911 dan Sajam
Kebijakan Jokowi dan Dampak Karpet Merah untuk WN China di Indonesia: Analisis Lengkap