Mereka kemudian menjual dengan harga tinggi dan meraup untung besar, sementara masyarakat menanggung beban harga yang melambung.
Manipulasi distribusi dan penimbunan beras juga dapat menyebabkan kelangkaan di pasaran.
Ini mengganggu rantai pasok, terutama bagi masyarakat miskin yang sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok.
Praktik juga dapat membuat petani merugi karena mafia sering membeli beras dari petani dengan harga rendah, lalu menyimpannya dan menjualnya dengan harga mahal.
Petani tidak mendapat keuntungan yang layak, sementara mafia menikmati margin besar. Ini membuat petani makin terpuruk dan enggan menanam kembali.
Dengan kekuatan uang dan koneksi, mafia pun bisa memengaruhi kebijakan pangan, termasuk impor beras, sehingga kebijakan pemerintah tidak lagi pro-rakyat, melainkan pro-mafia.
Menyeret nama Gibran Rakabuming, tak sedikit warganet yang mempertanyakan alasan suami Selvi Ananda tersebut.
"Ini isu yang lebih penting daripada ijazah dan kasus selingkuh. Si anak haram konstitusi protes karena ada mafia beras ditutup usahanya," komentar @jon*_******
"Aneh juga ya, mau tegas kok malah ditegur," tambah @anton******
"Pidato ini asli saat wisuda Unhas 10 April, Pak Menteri terus tegakan lurus dengan kebenaran sesuai sumpah jabatan," sambung @henr*_*******
"Hmm kalau betul, nggak kaget sih setiap pembagian bansos yang mengatasnamakan Wapres dan mantan Presiden," timpal @erat*******
"Kayaknya yang kerjanya bener malah direshuffle. Yang bermasalah tapi jago jilat dipertahankan sekuat tenaga. Liat aja ntar," tulis @fast*********
👇👇
[VIDEO]
Waduh
Menteri Amran sulaiman menuduh wapres berusaha melindungi mafia beras@KPK_RI @KejaksaanRI monggo ditindaklanjuti pic.twitter.com/o5gwExnjup
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Banjir Jakarta 2025: Penyebab & Kritik untuk Pramono Anung
Dukung Bareskrim! IPW Soroti Kerugian Negara Rp 1,08 Triliun dari Tambang Emas Ilegal di Lombok
Strategi Partai Perindo Dongkrak 130 Juta Warga Naik Kelas Ekonomi
Hary Tanoe: Partai Perindo Akan Jadi Partai Besar, Ini Kuncinya!