Sukron juga menyoroti bahwa perwakilan Danone Indonesia tidak memberi informasi yang lengkap kepada forum ulama.
Ia mempertanyakan tidak dijelaskannya investasi Danone Ventures ke perusahaan susu sintetis asal Israel, WILK, pada tahun 2023, serta hubungan bisnis Danone S.A., induk perusahaan asal Prancis, dengan Strauss Group, salah satu produsen makanan terbesar di Israel.
"Faktanya, Danone sebagai perusahaan global memang memiliki hubungan dengan Israel dalam aktivitas ekonomi dan bisnisnya, dan itu sulit dibantah," ujar Sukron.
"Maka cukup beralasan kita melakukan boikot terhadap produk-produknya yang dipasarkan di negara kita sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan menentang penjajahan Israel," imbuhnya.
Organisasi seperti BDS Indonesia juga menegaskan bahwa Danone masih jelas berinvestasi di Israel dan mendukung perekonomian negara tersebut.
Di aplikasi No Thanks, Aqua tercatat sebagai produk yang masuk dalam kategori boikot.
Di Indonesia, dua lembaga nasional yakni Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) dan PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga mencantumkan Danone dan Aqua dalam daftar produk terafiliasi Israel yang layak diboikot oleh konsumen muslim.
Langkah Danone Aqua menggandeng ulama untuk membantah keterkaitan dengan Israel justru menjadi bumerang.
Ketidaktransparanan informasi dan penggunaan otoritas agama untuk kepentingan korporasi memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan.
Isu ini menjadi pengingat bahwa konsumen kini semakin kritis terhadap integritas perusahaan dalam isu sosial dan kemanusiaan.
Sumber: HarianHaluan
Artikel Terkait
Bobibos Biofuel RON 98 dari Jonggol: Solusi BBM Murah Rp 4 Ribu Setara Pertamax Turbo
ESDM Ingatkan Aturan BBM ke Bobibos: Ekspansi SPBU Harus Penuhi Uji Kelayakan
Rahmah El Yunusiyyah: Pendiri Pesantren Putri Pertama di Asia Tenggara, Kini Pahlawan Nasional
Cara Menulis Artikel SEO yang Optimal: Panduan Lengkap untuk Pemula