"Jadi itu yang disebut dengan pengangguran absolut, jumlahnya bertambah 83 ribu karena ada usia-usia yang masuk ke dalam usia kerja," tuturnya.
Hasan menuturkan angka pengangguran di Indonesia masih cukup baik.
Menurut dia, analisis dari IMF akan dijadikan masukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
"Analisis dari lembaga-lembaga seperti IMF tentu jadi masukan yang sangat penting bagi pemerintah untuk antisipasi, untuk menjaga supaya kita tetap baik ekonominya, menjaga supaya pertumbuhannya juga lebih baik lagi. Ini masukan lah," pungkas Hasan.
IMF Proyeksikan Angka Pengangguran Indonesia Naik
Sebelumnya, IMF, sebagaimana dikutip dari World Economic Outlook Edisi April 2025, memproyeksikan tingkat pengangguran (unemployment rate) Indonesia mencapai 5 persen pada tahun 2025, naik dari angka tahun lalu, 4,9 persen.
Tingkat pengangguran versi IMF merupakan persentase angkatan kerja yang menganggur ataupun masih mencari pekerjaan.
Sementara itu, BPS mendeskripsikan pengangguran sebagai penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan; mempersiapkan usaha baru; sudah diterima bekerja/sudah siap berusaha tetapi belum mulai bekerja/berusaha; atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa).
Kemudian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan oleh BPS untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
Sumber: Liputan6
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Lantik 6 Dubes Baru: Daftar Lengkap, Negara Tujuan, dan Profil Nirmala Kartika Sjahrir
Bantuan Becak Listrik Prabowo Ditahan BUMDes Brebes, Pengayuh Daklan Kecewa
Dutch Disease di Indonesia: Solusi Danantara untuk Atasi Kutukan Sumber Daya Alam
Susi Pudjiastuti Kritik Gibran: Janji Starlink untuk Korban Bencana Aceh Dinilai Pencitraan