Kematian Diplomat Muda, Gerak-gerik Penjaga Kos dan Dugaan Aktivitas Seksual Ekstrem

- Minggu, 13 Juli 2025 | 20:50 WIB
Kematian Diplomat Muda, Gerak-gerik Penjaga Kos dan Dugaan Aktivitas Seksual Ekstrem


Penyebab tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39) di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) lalu, masih jadi misteri. Spekulasi bermunculan dari pembunuhan, bunuh diri hingga kecelakaan karena aktivitas seksual ekstrem.

Polisi masih mendalami kasus ini. Di tengah prosesnya, muncul rekaman CCTV yang memperlihatkan gerak-gerik mencurigakan dari penjaga kos.

Sang penjaga kos tertangkap kamera mondar-mandir di depan kamar Arya pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB dini hari. Terlihat dia mengenakan sarung dan memegang ponsel, beberapa mengintip melalui jendela kamar.

Aktivitas yang sama terlihat pada pukul 05.20 WIB. Bedanya, sang penjaga membawa sapu kali ini. Rekaman ini memunculkan spekulasi pembunuhan, tapi penjaga kos beralibi mondar-mandir karena permintaan istri korban yang khawatir tak bisa menghubungi Arya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya akan memastikan ke penyelidik terkait semua temuan yang ada, termasuk rekaman CCTV dan keterangan dari saksi.

"Nanti akan kami pastikan ke penyelidik ya," ujar Ade Ary saat dikonfirmasi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025).

Ia menegaskan, seluruh alat bukti dan keterangan akan ditelusuri secara komprehensif untuk mengungkap fakta di balik kematian Arya.

"Yang jelas, untuk mengungkap fakta itu nanti segala macam alat, data, yang diperlukan itu akan dicari, didalami, termasuk dilakukan pemeriksaan secara laboratoris," tuturnya.

Spekulasi bunuh diri sudah muncul sejak awal, karena dari hasil pemeriksaan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh korban. Pintu kamar juga masih terkunci dari dalam dan tidak ada barang yang hilang.

Apalagi korban ditemukan dalam keadaan terlilit lakban di bagian kepalanya, dan polisi hanya menemukan sidik jari korban dari potongan lakban itu.

"Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu," ujar Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandi.

Mencuat juga spekulasi liar publik, yang mengaitkannya dengan aktivitas seksual ekstrem, atau dikenal dengan sebutan auto-erotic asphyxiation atau asfiksia auto-erotik.

Asfiksia auto-erotik adalah pembatasan oksigen yang disengaja ke otak untuk tujuan birahi. Aktivitas seksual itu kerap berujung kematian, karena kegagalan tak terduga dari alat yang digunakan secara sendiri untuk menginduksi hipoksia selama gairah seksual.

Psikolog & Seksolog Klinis, Zoya Amirin mengakui adanya perilaku menyimpang itu dan umumnya terjadi di luar negeri. Tapi bukan berarti sudah pasti ada keterkaitan antara perilaku menyimpang ini dengan kasus kematian Arya. 

"Perilaku itu memang ada dan sudah banyak di luar negeri. Kalau di sini masih ditutupi karena malu atau ada hal lain," ujarnya kepada Inilah.com, Sabtu (12/7/2025).

Terkait perilaku menyimpang ini, dia menjelaskan, mereka (pelaku) biasanya menyumbat hidung serta mulutnya dengan kain atau lakban. Kondisi itu mengakibatkan pengurangan pasokan oksigen ke otak untuk mencapai orgasme yang lebih tinggi.

"Ketika sesak napas, mereka sudah mau kehilangan napas, tapi tidak kehilangan napas. Mereka biasanya memahami ambang batas napas," jelasnya.

Menurutnya untuk mencapai kepuasan dengan cara asfiksia auto-erotik bisa beragam cara seperti mencekik, menenggelamkan diri, dan merasakan tekanan di sekitar perut dengan cara ditindih benda berat.

"Ada yang dilakban di mulut, hidung, atau tangan mereka untuk mencari kenikmatan di detik-detik akhir. Kalau di luar negeri biasanya didampingi coach. Nah bahayanya ini kalau ditangani sendiri," pungkasnya.

Tidak ada salahnya spekulasi yang terakhir ini untuk juga ditelusuri, polisi pun berencana memeriksa lingkaran pertemanan korban.

"(Pemeriksaan) untuk mengungkap secara utuh, dari mulai bagaimana sehari-hari korban, kegiatan korban, hingga akhirnya terjadi atau muncul ada peristiwa itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary.

Polisi juga akan menggandeng pihak psikologi forensik. Hal tersebut untuk mendalami karakter Arya.

"Ya tahap selanjutnya itu, nanti akan dilakukan (pemeriksaan oleh psikologi forensik). Iya, tadi untuk mendalami profilnya," tuturnya.

Sumber: inilah
Foto: Kamar kos diplomat Kemlu bernama Arya Daru Pangayunan di Menteng, Jakpus digaris polisi. (Foto: Antara)

Komentar