Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid, melontarkan kritik tajam terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang telah dijalankan oleh mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kini kembali disebut-sebut oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan. Padahal saat ini rakyat Indonesia sedang berada dalam situasi yang amat sulit dan jauh dari harapan hidup sejahtera bahkan mungkin saja saat ini hidupnya dalam kecemasan.
“Rakyat Indonesia saat ini seperti di Gaza, menderita. Mungkin saja orangnya sehat, tapi duitnya nggak ada, apa-apa susah. Mendengar kata IKN rakyat sudah muak. Sekarang ini seharusnya pemerintahan Prabowo memikirkan perut rakyat yang sedang lapar. Rakyat tidak butuh proyek mimpi,” ujar Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).
Menurutnya, Prabowo seharusnya fokus pada upaya pemulihan ekonomi rakyat jangka pendek, bukan malah menyuarakan kembali proyek IKN yang akan menghabiskan uang negara dan belum menyentuh kepentingan rakyat umumnya. Ia mengingatkan bahwa ketika ekonomi rakyat belum pulih, pembangunan IKN justru akan menjadi simbol ketidak pekaan pemerintah terhadap jeritan rakyat bawah.
Habib Umar juga mengingatkan bahwa kondisi sosial ekonomi rakyat yang sulit berpotensi menciptakan ruang infiltrasi kelompok ideologis yang bisa merusak keutuhan dan persatuan bangsa.
“Kalau rakyat lapar, mereka bisa disusupi kelompok kiri, termasuk paham PKI. Jangan main-main. Ini bukan soal ideologi semata, tapi soal perut,” jelasnya.
Untuk itu, Habib Umar mengajak pada masyarakat luas dalam keadaan seperti ini sebaiknya rakyat bertahan hidup dan hati- hati pada jebakan pinjaman online (pinjol) atau yang mencekik. Dan, waspadalah terhadap adu domba jangan termakan isue negatif yang kurang baik. “Saya berharap rakyat bertahan dengan sabar. Disinilah sebenarnya negara harus hadir, bukan membiarkan rakyat sendiri melawan krisis,” tuturnya.
Pernyataan Habib Umar Alhamid ini mencerminkan realitas politik kontemporer di mana Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, harus menentukan sikap : antara melanjutkan proyek warisan Jokowi atau menanggapi aspirasi akar rumput yang tengah terjepit kebutuhan pokok.
Lebih jauh Habib Umar mengatakan, tunda dulu untuk menyelesaikan proyek IKN, yang diklaim sebagai solusi jangka panjang untuk pemerataan pembangunan. Karena dalam waktu dekat rakyat belum merasakan manfaatnya. ” Yang mereka (rakyat-red) rasakan adalah harga kebutuhan pokok yang tinggi, kesulitan mencari pekerjaan, dan tekanan ekonomi yang kian berat,” jelasnya.
Sebagai tokoh publik, kritik Habib Umar menggema karena menyentuh sisi nurani. Ia menyampaikan suara rakyat dengan lugas, tanpa basa-basi. Ia menempatkan pemenuhan kebutuhan dasar sebagai prioritas mutlak negara.
Habib Umar mengingatkan elite politik agar tidak terbuai narasi besar dan melupakan fakta-fakta kecil yang menyakitkan. “Perut yang kosong, dompet yang tipis, dan anak-anak yang menangis karena kelaparan. Akan sangat bahaya. Mana janjimu Mr Presiden soal hidup mati bersama rakyat? Ingat waktumu hampir habis,” katanya.
Sumber: suaranasional
Foto: Habib Umar Alhamid (IST)
Artikel Terkait
Pasutri Lansia Ditabrak Fortuner Anggota DPRD Lampung, 1 Tewas
DPR Sebut Simbol One Piece Pemecah Belah Bangsa, Netizen Posting Foto Gibran: Ini Ketuanya, Pak
Reaksi Keras Mahfud Sikapi Pemblokiran Rekening oleh PPATK: Jahat Itu, Bisa Digugat ke Pengadilan
Amnesti Hasto, Tiket Emas PDIP ke Kabinet, Awal Keretakan Prabowo - Jokowi