PARADAPOS.COM - Di balik gemerlap gedung-gedung kekuasaan Jakarta, tersimpan sebuah peta geografi ketakutan yang menjadi 'hantu' bagi para aktivis penentang rezim Orde Baru.
Selain penjara resmi, ada ruang-ruang gelap tak bernama yang sengaja diciptakan sebagai pusat teror.
Salah satu yang paling legendaris dan menyeramkan adalah sebuah tempat di Jalan Kramat V yang dijuluki 'Kremlin'.
Bagi sejarawan sekaligus eks aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), Wilson Obrigados, memori tentang Kremlin dan tempat-tempat serupa masih begitu hidup dan membuat bulu kuduk berdiri.
Wilson membagi 'dunia penyiksaan' di era Orde Baru menjadi dua: penjara resmi dan tempat interogasi terselubung.
Dari keduanya, Kremlin menjadi yang paling menakutkan.
“Yang paling menyeramkan adalah Kramat Lima, populer disebut Kremlin, dan Markas BIA (Badan Intelijen ABRI) di Ragunan. Kedua tempat ini jadi pusat teror bagi gerakan demokrasi,” tutur Wilson saat memulai ceritanya.
Di tempat-tempat inilah, kata Wilson, hukum negara seolah tak bertaji.
Penangkapan yang terjadi lebih mirip sebuah penculikan.
Intelijen militer datang tanpa seragam, tanpa surat perintah, dan tanpa basa-basi menyebutkan pasal apa yang dilanggar.
"Aktivis yang menjadi target diangkut dan lenyap dari pantauan publik," ungkapnya.
Selama berada di dalam ruang gelap itu, tidak ada pengacara yang mendampingi. Keluarga pun tak diberi kabar.
Tujuannya hanya satu: menggali informasi gerakan anti-pemerintah dengan cara apa pun.
Artikel Terkait
Kisah Pilu Kenzie Alfarizi: Bocah Jambi Hilang 2022, Diduga Dibawa Perempuan Tak Dikenal
Demo Ricuh di DPRD Kota Bogor, Mahasiswa Sorot Kinerja Sugeng IPW
Bilqis 4 Tahun Jadi Lebih Agresif Pasca Diculik: Kronologi & Proses Trauma Healing
Lippo Group Diduga Serobot Tanah Jusuf Kalla, 4 Jenderal TNI AD dan AL Dituding Bekingi