MEDIA HARIAN KITA - Di tengah tantangan yang luar biasa, seorang pahlawan tanpa tanda jasa, Samsul Amin, telah mencerahkan MAN 3 Jembrana saat itu berumur lima tahun.
Meskipun tanpa meja, kursi, atau papan tulis, Pak Samsul membuktikan bahwa semangat pengajar dan kemauan belajar bisa mengatasi segala keterbatasan fisik.
MAN 3 Jembrana, yang terletak di desa Banyubiru meski kurang lebih sebelas kilometer dari kota Negara, Kabupaten Jembrana. Saat itu belum mempunyai gedung madrasah.
Baca Juga: Asah Digital : Membangun Keterampilan Digital Pemuda Indonesia
Gedung dan ruang kelas yang digunakan saat ini milik Pondok Pesantren Nurul Ikhlas (Nuris).
Akan tetapi, kondisi fisik yang minim membuat pendidikan di sini menjadi tantangan. Tidak ada meja, kursi, atau papan tulis yang standar, meninggalkan Pak Samsul dengan tugas besar untuk memberikan pengajaran yang memadai.
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA