Tiga Putra, dan Empat Cucu Ismail Haniyeh Lebih Dulu Syahid dalam Serangan Zionis di Gaza

- Rabu, 31 Juli 2024 | 11:45 WIB
Tiga Putra, dan Empat Cucu Ismail Haniyeh Lebih Dulu Syahid dalam Serangan Zionis di Gaza


Tak cuma Haniyeh yang menjadi target pembunuhan, militer dan intelijen Zionis Israel, selama ini juga melancarkan operasi untuk menghabisi seluruh keluarga mantan Perdana Menteri Palestina 2006-2014 itu.


Selama serangan gila Zionis Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu, tiga putra Haniyeh, juga menjadi target pembunuhan. Pada April 2024 lalu, saat tiga putranya, Hazeem, Amir, dan Mohammad membawa empat anak-anaknya mengendarai mobil ke pengungsian di Gaza, juga dibunuh tentara Zonis Israel melalui serangan udara. Ketiga putra, dan empat cucu-cucunya itu, juga turut syahid.


Zionis Israel bertanggung jawab atas serangan udara ketika itu, karena menilai putra-putra Haniye bagian dari kelompok militer Hamas.


"Kejahatan ini menunjukkan bahwa gerombolan penjahat, pembunuh, dan teroris Zionis, tanpa mengindahkan aturan dan regulasi internasional, tidak segan-segan melakukan tindakan kriminal apa pun untuk menutupi kegagalan memalukan perang selama sembilan bulan di Gaza, yang menyebabkan pembantaian puluhan ribu wanita, pria, dan anak-anak Palestina," kata pernyataan Garda Revolusi Iran.


Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) menilai Ismail Haniye adalah sosok pemimpin paling gigih di Palestina. Kata Jusuf Kalla, Haniye merupakan tokoh sentral yang gigih, dan konsisten dalam memegang komitmennya dalam perjuangan untuk usaha-usaha perdamaian, dan kemerdekaan rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israel. “Ismail Haniyeh, adalah seorang pejuang Palestina, dia mempunyai kepemimpinan yang kuat di kalangan pemimpin-pemimpin Palestina lainnya,” begitu kata Jusuf Kalla.


Jusuf Kalla mengatakan, perjuangan, dan semangat yang diwariskan Ismail Haniyeh kepada para pejuang-pejuang Palestina agar tetap bertahan. Dan cita-cita perdamaian, serta kemerdekaan Palestina yang selama ini konsisten menjadi jalan hidup Ismail Haniyeh tetap dilanjutkan.


Meskipun Jusuf Kalla khawatir pembunuhan sepihak yang dilakukan Zionis Israel tersebut, semakin meningkatkan eskalasi peperangan yang dilakukan pejuang-pejuang di Palestina untuk melawan penjajahan.


“Apa yang diperjuangan Haniyeh semasa hidupnya untuk perdamaian, dan keadilan di Palestina, tetap harus diperjuangan, meskipun ada kekhawatiran pascaterbunuhnya Haniyeh akan memperburuk situasi di Palestina, terutama di Jalur Gaza,” ujar Jusuf Kalla.


Berencana ke Indonesia


Jusuf Kalla mengingat, perjumpaan terakhirnya dengan Ismail Haniyeh sekitar tiga pekan lalu di Doha, Qatar. Dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla mengenang Ismael Haniyeh sangat komitmen untuk segera membuat situasi perdamaian di Palestina.

Halaman:

Komentar