Indonesia yang Demokratis Membutuhkan Pelaku Politik yang Rasionalis

- Jumat, 05 Januari 2024 | 03:20 WIB
Indonesia yang Demokratis Membutuhkan Pelaku Politik yang Rasionalis

Bagi Aristoteles, manusia yang tidak bernegara (baca; tidak berpolitik-tidak berkomunitas) adalah orang-orang jahat yang tidak mengenal hukum.

Baca Juga: Kena Batunya, Bareskrim Polri Segera Usut Roy Suryo, Sebarkan Hoax tentang Mikrofon Gibran Saat Debat Cawapres

Bahkan baginya, orang-orang anti komunitas/negara dikategorikan sebagai orang-orang pencinta perang dan kekacauan serta kejam.

Berpijak pada poin ini, saya meyakini bahwa tak seorangpun warga negara Indonesia yang anti negara lantas apatis terhadap kegiatan politik/hidup dalam komunitas.

Namun yang menjadi pertanyaan, apakah warga negara Indonesia sanggup membuktikan diri sebagai makhluk politis yang baik? Atau dalam kerangka demokrasi yang diagungkan di Indonesia, apakah warga Indonesia sudah berpolitik secara demokratis dengan baik?

Baca Juga: Betapa Dekatnya Tawa dan Air Mata : Refleksi mengenang fenomena 1 Januari 2024

Menjawab pertanyaan di atas, perlu ada batasan yang tegas bahwa, berpolitik tidak sama dengan beragama atau sebaliknya. Betapa tidak?

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sinareditorial.com

Halaman:

Komentar