Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, dalam pengelolaan suatu negara, pemerintah haruslah waspada. Termasuk dengan maraknya aksi-aksi demontrasi yang berujung ricuh.
Dia mewaspadai aksi massa yang terjadi jangan sampai ditunggangi oleh kekuatan asing dengan tujuan untuk mengadu domba.
"Dalam pengelolaan suatu negara, kita waspada. Apakah ada kelompok-kelompok atau kekuatan-kekuatan asing yang ingin adu domba," kata Prabowo.
Dia lantas mencontohkan pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang membubarkan USAID.
Lembaga asal AS itu dibubarkan dan belakangan diklaim mendanai sejumlah lembaga swadaya masyarkat (LSM).
"Pemerintah Trump membubarkan USAID, dan di situ ketemu bukti-bukti bahwa USID membiayai banyak LSM-LSM di mana-mana, bahkan ini kan keluar semua. It's public knowledge, saya mengajak kita berpikir dengan jernih," kata Prabowo.
Prabowo sekali lagi menegaskan sikapnya yang tak mempermasalahkan aksi demonstrasi. Namun dengan catatan tidak menimbulkan kekacauan.
Menurutnya, jika suatu aksi massa berujung ricuh maka sama saka dengan melawan kepentingan nasional.
"Demo itu hak, tapi juga kalau demo dibuat untuk menimbulkan kekacauan dan kerusuhan, ini menurut saya melawan kepentingan nasional dan melawan kepentingan rakyat," tegas Prabowo.
Sumber: ERA
Artikel Terkait
Dominasi Dasco di DPR RI: Analisis Jaringan Kabinda, Adidas, dan Dampaknya bagi Demokrasi
KSPI Tolak UMP 2026: Rencana Gugatan ke PTUN & Aksi Massa 29-30 Desember
Pengibaran Bendera Aceh di Lhokseumawe Bukan Subversif, Ini Penjelasan Pakar Hukum
Dokter Tifa Soroti Paparan Bareskrim: Ijazah Jokowi dan Sinyal Usut Koran KR?