Oleh karena itu, lanjut Firdaus, pentingnya pelaksanaan pesta demokrasi yang bersih dan bermartabat, tanpa adanya kecurangan. Selain itu, IMM Jember menuntut negara untuk menegakkan supremasi hukum yang sebenar-benarnya.
"Kami tegas menyerukan agar hukum dibentuk bersifat aspiratif dan partisipatif, dengan muatan pro rakyat yang jelas," imbuh Firdaus.
Firdaus menegaskan bahwa pernyataan sikap ini bukan hanya sekadar kritik. Melainkan sebuah ajakan untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia dari ancaman politik dinasti yang sangat merusak demokrasi di negeri ini.
"Sudah saatnya generasi muda yang ada saat ini bisa berfikir cerdas dan cermat dalam menganalisis informasi, serta selektif dalam memilih pemimpin agar tidak terperangkap dalam oligarki politik dinasti yang merugikan rakyat," kata Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember ini.
Sementara itu, Ketua umum PC IMM Jember , Dwi Noval Zakaria menambahkan melalui diskusi ini, diharapkan para mahasiswa juga bergerak menjadi agen intelektual dalam mengedukasi masyarakat.
"Perihal pentingnya memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, gagasan, dan hal subtansi lainya," tambahnya.
Dia beranggapan bahwa hanya pemilih cerdas yang melek politik, akan dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Firman Tendry Kritik Pemberantasan Korupsi: Negara Produksi Hukum Koruptif, Janji Antartika Hanya Gimmick?
OTT KPK Terhadap Oknum Jaksa: On The Track dan Bebas Nuansa Politis, Ini Kata Pakar
Gerindra Bongkar Motif Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono: Keluh Kesah Pribadi, Bukan Kritik Diplomasi
Survei Kepuasan Publik: MBG Jadi Wajah & Capaian Terbaik Pemerintahan Prabowo