Seolah tak berhenti di situ, Cak Nun kemudian menarik analisisnya langsung ke halaman belakang rumah kita sendiri, Indonesia.
Ia melemparkan sebuah pertanyaan retoris yang tajam, yang hari ini menjadi cerminan akurat dari realitas sosial dan politik di tanah air setiap kali konflik Timur Tengah meletus.
"Pertanyaannya untuk Indonesia, Indonesia bela mana? Bela Iran atau bela Israel?" tanya Cak Nun.
Dengan nada yang seolah sudah memahami betul karakter bangsanya, ia pun menjawab pertanyaannya sendiri dengan sebuah prediksi yang tak kalah menggelisahkan tentang perpecahan internal.
"Kita pasti keras kepala sendiri. Separuh bela Iran, separuh bela Israel, atau nggak bela siapa-siapa, karena nggak ngerti," pungkasnya.
👇👇
2012 caknun sudah memprediksi, suatu hari Iran akan diserang israel dan ameriki, dan benar, berawal dari israel menyerang iran...
Setelah digempur, israel mulai buat propaganda agar dunia mengutuk iran, atas isu nuklir, dan merengek ke ameriki utk dibantu.. pic.twitter.com/6czFXkSnf4
Hari ini, saat berita serangan Israel ke Iran mendominasi lini masa, kata-kata Cak Nun tersebut menjadi relevan secara luar biasa.
Ruang-ruang digital di Indonesia penuh sesak dengan perdebatan sengit yang mencerminkan keterbelahan persis seperti yang ia ramalkan.
Ada kubu yang membela Iran atas dasar solidaritas anti-imperialisme, ada yang secara diam-diam atau terang-terangan mendukung Israel, dan ada pula mayoritas yang bingung di tengah lautan informasi dan disinformasi, persis seperti skenario yang telah dilukiskan Cak Nun lebih dari satu dekade yang lalu.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
SBY Buka Suara Soal Kemampuan Meramal Masa Depan: Bukan Klenik, Tapi Futurology
Amien Rais Klaim Jokowi Tidak Punya Ijazah, Tanggapi 8 Tersangka Kasus Polda Metro
Hoaks! Tangkapan Layar WA Hasto PDIP Soal Soeharto Terbongkar Palsu
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto