Sementara gaya "fleksibel" Jokowi terbukti dari kemampuannya membangun koalisi politik yang sangat cair dan dinamis selama dua periode pemerintahannya.
Menanggapi desas-desus liar di media sosial mengenai perubahan fisik Jokowi yang memicu isu "Jokowi KW", Romi dengan tegas membantahnya.
Sebagai orang yang pernah berinteraksi langsung, ia mengonfirmasi bahwa perubahan tersebut murni disebabkan oleh kondisi kesehatan.
"Jadi memang masih yang asli ini ya," tegasnya, menepis teori konspirasi tersebut.
Perbedaan karakter ini, menurut analisis Romi, membawa implikasi yang berbeda pula dalam pemerintahan.
Gaya kepemimpinan Prabowo yang teguh pada komitmen dapat menghasilkan kebijakan yang lebih stabil dan terduga.
Di sisi lain, gaya Jokowi yang sangat canggih dan fleksibel terbukti efektif untuk navigasi politik yang rumit, meskipun oleh lawan politiknya seringkali dipersepsikan sebagai sikap yang plin-plan.
Sumber: Konteks
Artikel Terkait
Rekam Jejak Anies Baswedan & Proyek Whoosh: Dulu Dukung, Kini Kritik APBN
Alasan PP Muhammadiyah Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Status Hukum Jadi Penghalang
Risiko Hukum Prabowo: Bahaya Korupsi Lunasi Utang Kereta Cepat Pakai APBN
Kritik Agus Pambagio: UI Bukan Perusahaan, Tolak Corporate Culture untuk Dekan