Arab Saudi dan Pakistan yang Bersenjata Nuklir Teken Pakta Pertahanan, Janji Saling Bantu Jika Diserang

- Jumat, 19 September 2025 | 07:05 WIB
Arab Saudi dan Pakistan yang Bersenjata Nuklir Teken Pakta Pertahanan, Janji Saling Bantu Jika Diserang


PARADAPOS.COM - 
Arab Saudi dan Pakistan menandatangani pakta pertahanan bersama yang dinamai “Strategic Mutual Defense Agreement” pada Rabu (17/9/2025). Perjanjian yang diteken di Istana Al-Yamamah, Riyadh ini memuat klausul bahwa agresi terhadap salah satu negara akan dianggap sebagai agresi terhadap keduanya.

Penandatanganan dilakukan langsung oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dan Perdana Menteri Pakistan, Muhammad Shehbaz Sharif. Keduanya menyatakan perjanjian ini bertujuan untuk saling memperkuat kemampuan pertahanan terhadap segala bentuk agresi di masa depan.

Perjanjian ini diteken setelah serangan udara Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di Doha, Qatar pada Selasa (9/9/2025). Serangan yang menewaskan enam orang tersebut diklaim oleh Amerika Serikat (AS) sebagai tindakan sepihak dan telah mengejutkan para pemimpin negara Teluk.

Peristiwa di Qatar menimbulkan keraguan di kalangan negara-negara Teluk Arab mengenai keandalan AS sebagai penjamin keamanan mereka. Kesepakatan ini juga terjadi beberapa bulan setelah konflik militer singkat antara Pakistan dan India yang memicu "Operasi Sindoor".

Meskipun demikian, seorang pejabat senior Saudi menegaskan bahwa perjanjian ini bukanlah respons terhadap peristiwa yang baru terjadi. Menurutnya, kesepakatan ini merupakan puncak dari diskusi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, dilansir Strait Times.

Kunjungan kenegaraan PM Sharif sendiri dilakukan atas undangan resmi dari Mohammed bin Salman. Sharif juga ditemani oleh Panglima Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, yang dianggap sebagai salah satu tokoh paling berkuasa di negaranya.

Perjanjian ini memicu spekulasi mengenai implikasi strategisnya, terutama apakah Arab Saudi kini secara efektif berada di bawah payung nuklir Pakistan. Pakistan sendiri merupakan satu-satunya negara dengan mayoritas penduduk Muslim yang memiliki senjata nuklir.

“Ini adalah perjanjian pertahanan komprehensif yang mencakup semua sarana militer,” ujar seorang pejabat Saudi saat ditanyai hal ini, dilansir Middle East Eye.

Sebelumnya, Riyadh juga telah mengajukan kerja sama pertahanan serupa ke AS, tetapi permintaan tersebut ditolak. AS mensyaratkan Arab Saudi untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan jaminan pertahanan dan penjualan teknologi nuklir sipil.

Pakta ini sendiri dipandang sebagai upaya peresmian kerja sama pertahanan yang sebenarnya telah lama terjalin antara kedua negara. Sejak 1967, Pakistan telah melatih lebih dari 8.200 personel angkatan bersenjata Saudi.

Di tengah penguatan aliansi dengan Pakistan, Arab Saudi tetap berupaya menjaga hubungan dengan India. India, yang juga merupakan kekuatan nuklir, adalah rival historis Pakistan di kawasan Asia Selatan.

“Hubungan kami dengan India lebih kuat dari sebelumnya. Kami akan terus menumbuhkan hubungan ini dan berupaya berkontribusi pada perdamaian kawasan dengan cara apa pun yang kami bisa,” tutur pejabat Saudi, dilansir Al Jazeera.

Merespons pakta ini, pemerintah India menyatakan akan mempelajari dengan cermat implikasi dari kesepakatan. Sementara itu, Pakistan dinilai berupaya menjaga hubungan militer dan ekonomi yang erat dengan China sambil tetap berkomunikasi dengan pemerintahan Donald Trump di AS.

Komentar