"Tak ada ras yang unggul, tuan-tuan. Tak ada umat pilihan Tuhan. Bukan AS atau Israel. Hanya fundamentalis sayap kanan yang bodoh berpikir seperti itu. Umat pilihan Tuhan adalah seluruh umat manusia," katanya.
Seruan Intervensi Militer Memerdekakan Palestina
Tidak berhenti pada kecaman, Petro menyerukan langkah ekstrem: intervensi bersenjata internasional untuk mengakhiri apa yang ia sebut sebagai genosida Israel di Gaza.
Ia merasa jalur diplomasi telah gagal total.
"Diplomasi sudah mengakhiri perannya dalam kasus Gaza, tuan-tuan. Dia tak mampu menyelesaikannya. Genosida harus dihentikan dengan apa yang mengikuti diplomasi, dengan suara Majelis PBB," ujar Petro.
"Kita membutuhkan pasukan yang kuat dari negara-negara yang tidak menerima genosida."
Seruan ini menggemakan tawaran Presiden Prabowo Subianto sebelumnya yang siap mengerahkan 20.000 tentara sebagai pasukan perdamaian.
Namun, Petro melangkah lebih jauh dengan mengajak negara-negara Asia, Slavia, dan Amerika Latin untuk menyatukan kekuatan militer.
"Kita harus membebaskan Palestina," teriak Petro berapi-api.
"Kita sudah cukup bicara; saatnya untuk pedang kebebasan atau kematian Bolívar."
Selain isu Gaza, Petro juga mendesak penyelidikan kriminal terhadap Donald Trump atas serangan berdarah terhadap kapal-kapal di Karibia.
Pemerintah AS menuding kapal-kapal itu mengangkut narkoba, namun Petro mengklaim serangan itu menewaskan banyak anak muda miskin tak bersenjata.
"Proses pidana harus dimulai terhadap para pejabat yang berasal dari AS, termasuk pejabat senior yang memberi perintah, Presiden Trump," kata Petro.
👇👇
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Nabi Ghana Ebo Enoch Batalkan Kiamat, Beli Mercedes-Benz dari Dana Sumbangan Jemaat?
China Dukung Indonesia Jadi Presiden Dewan HAM PBB 2026: Analisis & Implikasi
Ebo Noah Ghana: Fakta & Kontroversi Prediksi Kiamat 25 Desember yang Ditunda
Indonesia Menang Voting di PBB, Calon Kuat Presiden Dewan HAM 2026