Kepulauan Baleares memiliki populasi hampir 1,2 juta orang. Tahun lalu, 18 juta wisatawan tercatat datang berkunjung, di antaranya 4,6 juta dari Jerman dan 3,4 juta dari Inggris.
Delapan minggu lalu, sekitar 10.000 orang turun ke jalan Palma dengan slogan "Cukup Sudah!" dan "Mallorca Bukan untuk Dijual!" menurut laporan polisi.
Suara-suara menentang pariwisata eksesif juga muncul di hotsot wisata Spanyol lainnya seperti Barcelona dan Málaga, serta di Kepulauan Canary.
Pariwisata sejatinya menyumbang 45 persen pada pendapatan Mallorca. Namun pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata semakin memarjinalkan penduduk lokal, karena tidak mampu menyaingi wisatawan dalam mendapat perumahan atau akses sumber daya. Konflik air, polusi dan kemacetan juga menjadi faktor utama kegerahan warga.
Marjinalisasi warga lokal
Media Spanyol sudah berulang kali melaporkan kondisi yang dihadapi penduduk setempat. "Saya bekerja dalam memelihara vila mewah untuk orang Inggris dan mendapatkan penghasilan USD1.630 per bulan," kata seorang penduduk Ibiza kepada Koran El Pais.
Dia pindah dari rumahnya pada bulan Februari karena tidak mampu membayar sewa bulanan yang seharga USD1.000. Sejak itu, dia tidur di karavan di belakang sebuah toko furnitur dan mandi di rumah teman. Tetangganya, yang juga tinggal di dalam karavan, mendapat penghasilan yang sama. "Selamat Datang di Ibiza," di mana kemiskinan dan kemewahan saling bersebelahan, tulis El Pais, soal kehidupan kaum miskin di lapangan parkir di dekat sebuah klub mewah.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bonsernews.com
Artikel Terkait
Profil Sabrina Alatas (Chef Sasha): Biodata, Karier, dan Fakta Viral Terkini
Beby Prisillia Ungkap Dukungan untuk Onadio Leonardo di Tengah Kasus Narkoba: Kamu Orang Baik!
Cinta Sepenuh Jiwa: Lala Terpaksa Tinggalkan Julian, Rahasia Hasbi & Meisya Terbongkar
7 Jurusan Kuliah untuk Kerja di Bea Cukai: Daftar Lengkap & Universitas