Lebih lanjut, Saiful menyatakan kekhawatirannya bahwa keberadaan WN China di Indonesia berpotensi menggerogoti semangat nasionalisme. Ia menilai ada kesan WN China seolah menjadi penghuni kelas utama, bahkan melebihi hak warga negara Indonesia sendiri.
Seruan untuk Pembatasan yang Terukur
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menegaskan pentingnya pemerintah menyadari situasi ini dan menetapkan batasan-batasan yang jelas dan terukur terhadap aktivitas WN China di Indonesia.
"Pemerintah harus selektif dalam pemberian izin maupun bisnis kepada WN China di Indonesia," tegas Saiful. Ia memperingatkan bahwa tanpa selektivitas, dapat timbul kesan bahwa WN China merasa berhak atas segala sesuatu tanpa memedulikan kewajibannya sebagai warga negara asing.
Pentingnya Pemerintah Segera Berbenah
Menyikapi berbagai problematika yang muncul, Saiful Anam mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan kebijakan. Ia menekankan agar pemerintah menghentikan pemberian karpet merah dan menerapkan regulasi yang lebih ketat serta berorientasi pada kepentingan nasional.
Insiden di Kalimantan Barat ini diharapkan menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap hubungan dan kebijakan Indonesia terkait kehadiran serta aktivitas Warga Negara Asing, khususnya dari China, di tanah air.
Artikel Terkait
Pelaku Pengibar Bendera GAM di Lhokseumawe Diamankan Bawa Senpi Colt M1911 dan Sajam
Bripda Muhammad Seili Tersangka Pembunuhan Zahra Dilla: Motif Cinta Segitiga & Kronologi Lengkap
Gempa Agam Sumbar M 4.7 Hari Ini: Pusat, Kedalaman & Dampak Terkini 2025
Cak Imin Beri Paket Liburan ke Jakarta untuk Santri Korban Ambruk Masjid Sidoarjo