'Pemimpin Idiot Itu Sulit Bisa Diprediksi Keputusannya'
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Suatu hari, saya berbincang-bincang dengan Prof. Hogan di veranda rumahnya di Sydney. Kami membahas kemungkinan Presiden Bush menyerang Irak.
Di tengah-tengah seluruh dunia yang menentang rencana serangan itu, saya bertanya kepada beliau tentang kemungkinan serangan tersebut.
Lalu apa yang beliau, yang sering saya panggil “Tom”, jelaskan? “Ali, orang idiot itu keputusannya sulit bisa diprediksi,” jawabnya.
Dan akhirnya, memang Bush menyerang Irak, menghancurkan negara itu, dan menangkap pemimpinnya.
Kisah serupa terjadi di Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi). Kebijakan-kebijakan yang diambilnya sering kali sulit diprediksi dan, dalam banyak kasus, tampak irasional.
Seperti halnya Bush yang mengabaikan suara dunia dan tetap menyerang Irak, Jokowi kerap mengabaikan suara rakyat dan justru memilih kebijakan yang merugikan kepentingan bangsa dalam jangka panjang.
Ambil contoh pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Di tengah ekonomi yang lesu, utang negara yang terus membengkak, dan kebutuhan rakyat yang lebih mendesak seperti pendidikan dan kesehatan, Jokowi tetap bersikeras memindahkan ibu kota dengan anggaran yang fantastis.
Kritikus dari berbagai kalangan—akademisi, ekonom, hingga masyarakat sipil—telah mengingatkan tentang risiko besar dari proyek ini.
Namun, Jokowi tetap melaju dengan keputusan tersebut, layaknya Bush yang nekat menyerang Irak.
Artikel Terkait
Afeela by Sony Honda: Mobil Listrik Pertama dengan PS Remote Play untuk Main Game PS5/4
Viral Pria Ludahi Kasir Swalayan di Makassar: Kronologi, Identitas Oknum Dosen UIM, & Proses Hukum
Media Wahyudi Askar Kritik MBG Saat Libur Sekolah: Potensi Rugikan Negara Rp2,8 Triliun
Klaim Elida Netti Sentuh Ijazah Jokowi: Bantahan Kubu Roy Suryo & Fakta Gelar Perkara