Ia juga menyoroti citra internasional Indonesia yang merosot dan kemampuan pertahanan keamanan yang menurun.
“Bila hal yang saya sebut tadi dikoneksikan dengan realitas hidup rakyat yang miskin mendengking karena untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok saja… mayoritas rakyat sudah menggeh-menggeh,” kata Amien, mengutip adagium “a hungry man is an angry man” (orang lapar adalah orang pemarah).
Amien Rais memperingatkan bahwa kesabaran rakyat Indonesia yang pada dasarnya “sabar, pemaaf, dan bersikap nerimo” memiliki batas.
Jika kondisi bangsa terus memburuk dan “makin gelap,” ia khawatir akan terjadi “people power jilid 2” yang bisa menyebabkan Indonesia “porak poranda.”
“Kalau sampai terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Jakarta di bulan Mei 27 tahun yang silam, skala dan substansi kerusuhannya bisa lebih dahsyat berlipat-lipat,” prediksinya, seraya mengingat kembali peristiwa penjarahan, pembakaran, dan ratusan jasad yang ditemukan pasca-kerusuhan 1998.
Meskipun demikian, Amien Rais menegaskan bahwa people power jilid 2 harus dihindari. “Indonesia must go on, must go forward,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa isu “ijazah palsu Jokowi harus kita kejar terus sampai Jokowi keok dan dikenakan hukuman setimpal.”
“Jokowi, adili Jokowi, masukkan adili Jokowi!” seru Amien Rais.
👇👇
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Banjir Jakarta 2025: Penyebab & Kritik untuk Pramono Anung
Dukung Bareskrim! IPW Soroti Kerugian Negara Rp 1,08 Triliun dari Tambang Emas Ilegal di Lombok
Strategi Partai Perindo Dongkrak 130 Juta Warga Naik Kelas Ekonomi
Hary Tanoe: Partai Perindo Akan Jadi Partai Besar, Ini Kuncinya!