Kasihan! Sepertinya Jokowi Sudah Tak Punya Teman

- Jumat, 06 Juni 2025 | 14:15 WIB
Kasihan! Sepertinya Jokowi Sudah Tak Punya Teman

Yang ironis, dalam suasana pelik ini, Jokowi terlihat seperti kehilangan barisan. 


Elite partai bungkam, para menteri tiarap, dan masyarakat sipil hanya bisa menggertakkan gigi sambil menatap layar. 


Bahkan, para pensiunan jenderal yang dulu menjadi pilar kekuatan politik Jokowi di periode pertama kini memilih barikade seberang. 


Dan di tengah kekosongan suara itulah Jokowi muncul: menjelaskan sendiri, membela sendiri, seolah-olah ia presiden dan penasihat hukumnya sendiri.


Mungkin Jokowi masih ingin kita percaya bahwa semuanya baik-baik saja.


Bahwa ini hanya “dinamika demokrasi”, kata yang sudah terlalu sering dipakai untuk membungkus konflik serius agar terlihat sebagai perbedaan biasa. Tapi publik tak bodoh. 


Kita tahu, pemakzulan bukan sekadar soal hukum, tapi juga tentang legitimasi moral. Dan dari situlah keretakan mulai nyata.


Isu ini bukan semata-mata tentang Gibran. Ini tentang rekayasa sistemik yang menjungkirbalikkan hukum demi memuluskan jalan kekuasaan dinasti. 


Ini tentang keengganan elite untuk menolak saat kebenaran menjadi taruhan. 


Dan ini juga tentang seorang ayah yang perlahan kehilangan kawan di medan yang ia ciptakan sendiri.


Jokowi mungkin tidak merasa sendiri. Tapi dari luar, dari sudut rakyat biasa yang menyaksikan dari pinggir, semuanya terlihat seperti drama sunyi. 


Ketika seorang presiden harus menjelaskan sendiri bahwa anaknya tak layak dimakzulkan, itu bukan sekadar klarifikasi. 


Itu tanda bahwa ia telah ditinggalkan, perlahan, oleh mereka yang dulu bersumpah setia.


Dan seperti yang kita tahu dalam politik: ketika seorang pemimpin mulai bicara sendirian, bukan karena ia bijak, tapi karena tak ada lagi yang bersedia bicara untuknya. ***


 Sumber: FusilatNews

Halaman:

Komentar