Ia menempuh pendidikan tinggi di Swarthmore College dengan gelar Bachelor of Arts bidang sastra Inggris pada tahun 1981.
Kemudian, ia memperoleh Master of Arts dalam filsafat dari Universitas Ibrani Yerusalem pada 1985, sebelum melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas Yale dan meraih gelar Ph.D. dalam ilmu politik pada 1987.
Tak berhenti di situ, ia juga menyelesaikan studi hukum di Yale Law School pada 1990.
Apa Pandangan Berkowitz tentang Israel dan Palestina?
Kontroversi terbesar seputar Berkowitz terletak pada pandangannya terhadap konflik Israel-Palestina.
Dalam sejumlah tulisannya yang dimuat di media seperti RealClearPolitics, ia kerap membela tindakan Israel dan menilai dukungan terhadap Palestina di kampus-kampus Amerika sebagai bentuk simpati terhadap kelompok radikal.
Beberapa judul tulisannya yang menuai kritik antara lain “Oxford Scholars Betray Their Vocation To Vilify Israel”, “Campus Backing of Hamas Condemns U.S. Higher Education”, dan “Confronting the Woke-Left and Jihad-Enthusiast Alliance”.
Judul-judul ini menunjukkan sikap kerasnya terhadap pihak-pihak yang menyoroti agresi militer Israel.
Tidak mengherankan jika kehadirannya di UI dianggap sebagai langkah kontroversial, terutama bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar mendukung perjuangan Palestina.
Apa yang Disampaikan Berkowitz dalam Orasi di UI?
Dalam cuplikan video yang beredar, Berkowitz menyinggung tentang pentingnya konstitusi dalam menjamin kebebasan dasar.
Ia memuji Indonesia karena memiliki landasan konstitusional yang melindungi hak-hak warga negara.
"Konstitusi Anda (Indonesia) melindungi hak-hak dasar dimulai dari kebebasan beragama, kebebasan berbicara, berserikat, pers, dan berkumpul," ujar Berkowitz di hadapan mahasiswa UI.
Tema orasi yang ia sampaikan bertajuk “Pendidikan untuk Kebebasan dan Demokrasi”.
Namun, kritik tetap bermunculan karena publik menilai UI seolah memberi panggung kepada sosok yang memiliki rekam jejak pro-Israel.
Berdasarkan poster acara, Berkowitz hadir bersama narasumber lain seperti Heri Hermansyah dan Sigit P. Santosa.
Namun, nama Berkowitz-lah yang memicu kontroversi luas. Hingga kini, pihak UI belum memberikan penjelasan resmi mengenai alasan pemilihan pembicara tersebut.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Belanda Cabut Sanksi Nexperia: Rantai Pasok Chip Tiongkok-Eropa Mulai Pulih
Viral Perempuan Hina Al-Quran, Polisi Turun Tangan Usut Kasus
Dokter Tifa Tegaskan Ahmad Khozinudin Bukan Lagi Pengacaranya di Kasus Ijazah Jokowi
Fahmi Bo Menikah Lagi dengan Mantan Istri, Nita Anita, Setelah 5 Tahun Cerai