2 Alasan Kenapa Foto Prabowo Di-crop di Koran Jepang

- Kamis, 04 September 2025 | 15:15 WIB
2 Alasan Kenapa Foto Prabowo Di-crop di Koran Jepang


PARADAPOS.COM
- Beberapa hari terakhir publik di Indonesia dihebohkan dengan beredarnya foto halaman depan Yomiuri Shimbun, koran terbesar di Jepang. Foto utama memperlihatkan tiga pemimpin dunia yang hadir di parade militer Beijing, 3 September 2025, yaitu Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Namun, publik segera menyadari bahwa Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang juga hadir di panggung kehormatan, tidak tampak dalam foto versi koran. Padahal, dalam versi foto lebar yang beredar di media internasional, Prabowo berdiri di sisi frame.

Alasan Teknis dan Editorial


Dalam praktik jurnalistik, pemotongan (cropping) foto adalah hal biasa. Ada beberapa kemungkinan alasan:

Pertimbangan layout – Halaman depan koran memiliki ruang terbatas. Dengan memotong sisi frame, fokus foto lebih seimbang terhadap tokoh yang dianggap inti dalam narasi berita.

Fokus editorial – Berita utama Yomiuri saat itu menyoroti peran Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara dalam parade. Karena itu, framing difokuskan pada tiga tokoh tersebut.

Dengan demikian, tidak ada bukti resmi bahwa pemotongan foto dilakukan untuk meremehkan Indonesia, melainkan bagian dari kebijakan redaksi yang lazim.

Hubungan Indonesia dan Jepang: Erat, tapi Bukan Alasan Foto Dipotong


Muncul pertanyaan, apakah pemotongan foto Prabowo di koran Jepang ada kaitannya dengan kedekatan hubungan Indonesia–Jepang, atau karena Indonesia dikenal sebagai negara non blok.

Tidak ada indikasi langsung bahwa faktor diplomasi menjadi penyebab. Hubungan Indonesia dan Jepang memang sangat erat, Jepang masih salah satu mitra dagang dan investor terbesar Indonesia, mulai dari otomotif, infrastruktur, hingga energi. Kedekatan ini berjalan stabil dan tidak terganggu oleh isu foto.

Di sisi lain, politik luar negeri Indonesia menganut prinsip bebas aktif sebagai bagian dari Gerakan Non Blok (GNB). Artinya, Indonesia tetap menjaga komunikasi dan kerja sama dengan berbagai blok kekuatan global, baik Amerika Serikat dan sekutu, Jepang, maupun Tiongkok dan Rusia. Sikap ini membuat Indonesia fleksibel, tidak terikat pada satu kutub politik internasional.

Dengan demikian, foto Prabowo dicrop lebih mungkin karena alasan teknis redaksi dan fokus pemberitaan Yomiuri Shimbun, bukan karena faktor politik atau diplomatik.*

Komentar