Menurut Ichsanuddin, kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang siapa pihak yang paling diuntungkan dari megaproyek infrastruktur senilai miliaran dolar AS tersebut.
"Saya enggak bicara dulu profit, siapa yang sesungguhnya memperoleh benefit atas proyek ini? Udah tahu kan, China," tegasnya.
Sorotan Utang dan Penolakan Penggunaan APBN
Proyek Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung belakangan menjadi sorotan publik menyusul persoalan utang yang belum menemukan solusi final. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa diketahui menolak keras penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar utang proyek tersebut.
Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditanggung melalui konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dilaporkan mencapai Rp116 triliun atau setara dengan 7,2 miliar dolar AS.
Sumber artikel asli: RMOL
Artikel Terkait
Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Jadwal, Peserta, dan Dasar Hukum
Gus Yahya Tegaskan Status Ketum PBNU Sah, Sebut Penunjukan PJ Ilegal & Langgar AD/ART
Prof. Mahfud MD: Perpol 10/2025 Bertentangan dengan Putusan MK 114/PUU-XXIII/2025
Viral Bendera Malaysia di Tenda Pengungsian Aceh: Fakta & Kontroversi