Meski berencana melakukan uji coba nuklir, Presiden Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai lokasi pasti maupun jenis uji coba yang akan dilakukan. Pemerintah AS sendiri hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait waktu dan tempat pelaksanaan uji coba nuklir tersebut.
Sejumlah analis memperkirakan uji coba nuklir AS kemungkinan akan dilakukan di area gurun Nevada, yang sebelumnya pernah digunakan untuk tes nuklir bawah tanah selama era Perang Dingin.
Langkah Amerika Serikat ini terjadi hanya beberapa hari setelah Rusia mengklaim keberhasilan uji coba dua senjata berteknologi nuklir, yaitu rudal jelajah Burevestnik dan drone torpedo Poseidon. Meski Moskow menegaskan pengujian tersebut bukan uji coba senjata nuklir karena tidak melibatkan hulu ledak pemusnah massal, kedua sistem senjata tersebut dirancang untuk mampu membawa hulu ledak nuklir jika diperlukan.
Situasi ini membuat Washington merasa perlu menunjukkan kekuatan yang sepadan untuk menjaga daya gentar (deterrence) terhadap Rusia dan negara-negara lain yang tengah mengembangkan teknologi senjata serupa.
Kebijakan Trump mengenai uji coba nuklir ini kembali menempatkan Amerika Serikat di bawah sorotan dunia. Banyak pengamat yang memperingatkan bahwa langkah semacam ini berpotensi membuka babak baru dalam kompetisi senjata nuklir global, sekaligus mengancam upaya internasional untuk menegakkan moratorium uji coba nuklir yang telah berlaku selama puluhan tahun.
Artikel Terkait
BMKG Perpanjang Operasi Modifikasi Cuaca Hingga 2025, Cegah Banjir Jakarta-Jabar-Jateng
KAI Daop 1 Jakarta Tertibkan Bangunan Ilegal di Lahan Milik Perusahaan di Bogor
Kunci Kemenangan Persija 3-1 atas PSBS Biak: Analisis Taktik Mauricio Souza & Statistik Mencolok
BMKG Imbau Warga Tak Keluar Rumah, Ini Langkah Antisipasi Hujan Ekstrem