Berdasarkan rilis S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2025 naik ke level 51,2 dari 50,4 di bulan sebelumnya. Angka ini menandai ekspansi tiga bulan berturut-turut. Beberapa komponen yang mengalami kenaikan signifikan adalah pesanan baru (new orders) dan tingkat ketenagakerjaan, yang mencerminkan peningkatan kepercayaan pasar dan kapasitas produksi.
Menteri Agus menyoroti peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai sinyal positif, sementara aktivitas produksi tetap stabil. Kekuatan konsumsi dalam negeri menjadi motor utama pertumbuhan, mengimbangi perlambatan ekspor akibat pelemahan permintaan dari pasar AS dan Eropa.
Daya Saing dan Prospek Industri Nasional
Di tengah inflasi harga input yang mencapai level tertinggi dalam delapan bulan, pelaku industri berhasil menahan kenaikan harga jual. Langkah ini menunjukkan upaya menjaga daya saing harga produk dan sekaligus menahan inflasi di tingkat konsumen.
Kemenperin optimistis sektor manufaktur akan tetap menjadi penggerak utama ekonomi nasional. Fokus ke depan adalah memastikan iklim usaha yang kondusif, memperkuat daya saing, serta mendorong transformasi menuju industri hijau dan berkelanjutan.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Kebakaran Pasar Lama Cikarang: 45 Lapak Hangus, Kerugian Miliaran
Partai Perindo Dukung Prabowo-Gibran dengan 11 Langkah Strategis, Ini Rinciannya
Strategi Pemerintah Genjot Daya Saing Nasional & Ekosistem Bisnis
Pemindahan IKJ ke Kota Tua 2025: Etalase Seni Baru Ibu Kota