Kemenperin Utamakan IKI, Bukan PMI, untuk Ukur Kinerja Industri Manufaktur 2025
Kinerja sektor manufaktur Indonesia di awal kuartal IV 2025 menunjukkan sinyal positif, didorong oleh permintaan domestik yang kuat. Meski demikian, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) bukanlah patokan utama dalam menilai kondisi industri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, data PMI dari S&P Global dianggap kurang detail karena hanya menyajikan gambaran makro dan tidak menjelaskan kinerja per subsektor industri secara mendalam. Sampel industri yang digunakan dalam PMI juga dinilai lebih sedikit.
Mengapa Kemenperin Lebih Percaya IKI?
Sebagai gantinya, Kemenperin menggunakan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dianggap lebih komprehensif dan akurat. IKI memiliki sampel yang lebih banyak dari industri dalam negeri, sehingga diyakini lebih mampu mencerminkan kondisi riil manufaktur nasional. Data IKI inilah yang menjadi dasar Kemenperin dalam merumuskan berbagai kebijakan industri.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Kebakaran Pasar Lama Cikarang: 45 Lapak Hangus, Kerugian Miliaran
Partai Perindo Dukung Prabowo-Gibran dengan 11 Langkah Strategis, Ini Rinciannya
Strategi Pemerintah Genjot Daya Saing Nasional & Ekosistem Bisnis
Pemindahan IKJ ke Kota Tua 2025: Etalase Seni Baru Ibu Kota