Pekerja lain membacok kaki dan kepala kodok dengan pisau—beberapa dilakukan berkali-kali, sementara kodok lainnya dikuliti dalam kondisi kepala tidak putus sempurna. Penyidik juga merekam mulut kodok yang terus membuka dan menutup setelah dipenggal, dan tubuh-tubuh tanpa kepala yang masih berlompatan bermenit-menit setelahnya.
Baca Juga: Usai 13 Hari Jalani Perawatan, Ife Salah Satu Korban Erupsi Gunung Marapi Meninggal Dunia
Dua spesies katak yang ditangkap oleh pekerja—kodok sawah dan kodok batu—tengah mengalami penurunan populasi. Menurut Eurostat, Uni Eropa mengimpor sekitar 35.000 metrik ton kaki katak antara 2010 dan 2022, setara dengan sekitar 703 juta hingga 1,75 miliar katak.
Lebih dari 50.000 orang telah bergabung dengan entitas PETA menyurati Carrefour untuk meminta perusahaan tersebut berhenti menjual kaki kodok secara permanen, terlepas dari asalnya. (cak/fat)
Artikel asli: kliktimes.com
Artikel Terkait
Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi: Instruksi Langsung Prabowo
Mees Hilgers Cedera ACL: Kronologi, Dampak di FC Twente, dan Janji Pemulihan
3 Tempat Makan di Bandarlampung yang Wajib Dicoba: Legendaris & Kekinian
Timnas Indonesia U-17 Puasa Medsos, Kunci Fokus Hadapi Piala Dunia 2025