Hal itu diutarakan Macron kala tiga negara Eropa yakni Spanyol, Norwegia, dan Irlandia kompak secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina pada Selasa (28/5).
"Tidak ada hal yang tabu bagi Prancis, dan saya benar-benar siap untuk mengakui negara Palestina. Saya pikir pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat," ucap Macron dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Jerman.
Macron menegaskan Prancis akan memastikan pengakuan terhadap Palestina bermanfaat dan berbuah nyata. Karena itu, ia menekankan perlunya proses politik untuk memberikan "hasil yang bermanfaat" dari pengakuan ini.
"Saya tidak akan melakukan (hanya) pengakuan emosional," paparnya seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengkritik keras Israel yang terus menggempur Jalur Gaza, terutama Rafah.
Macron bahkan memerintahkan Israel menghentikan serangan ke Rafah, wilayah Gaza di dekat perbatasan dengan Mesir yang kini menjadi satu-satunya tempat berlindung warga Palestina di sana.
Macron bersumpah bahwa tidak ada standar ganda mengenai penderitaan warga sipil dalam konflik di berbagai belahan dunia.
"Situasi mengerikan. Operasi (militer Israel) harus dihentikan di Rafah," ucap Macron.
Macron menegaskan kembali bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri, namun menekankan bahwa hal itu harus dilakukan dengan tetap menghormati hukum internasional dan kemanusiaan.
Artikel Terkait
Waspada Siklon Tropis BMKG: Potensi Hujan Ekstrem & Angin Kencang Ancam Pesisir Jawa-NTT
Jadwal Piala Dunia U-17 2025 Hari Ini: Qatar vs Italia, Argentina vs Belgia, Kapan Indonesia Main?
Trump Akan Terima Ahmad Al Sharaa di Gedung Putih, Dukungan AS untuk Suriah Baru
Laba Bank Jago (ARTO) Tembus Rp199 Miliar, Naik 132% di Kuartal III 2025