Bank Indonesia (BI) mengatakan akan memastikan keseimbangan supply dan demand di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. BI mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah ini sejalan dengan pergerakan mata uang Asia.
Pelemahan rupiah disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, Federal Reserve baru-baru ini memberikan sinyal tidak akan buru-buru memangkas suku bunga. Suku bunga yang tinggi di AS menyebabkan selisih atawa spread suku bunga AS dan Indonesia tetap tipis.
Selain itu, permintaan dolar AS di domestik Indonesia meningkat menjelang akhir bulan. Permintaan ini terutama dari korporasi.
Seluruh mata uang Asia siang ini melemah terhadap dolar AS. Rupiah memimpin dengan pelemahan 0,32%.
Pelemahan rupiah disusul oleh dolar Taiwan (-0,29%), baht Thailand (-0,18%), won Korea (-0,15%)., ringgit Malaysia (-0,12%), peso Filipina (-0,11%), rupee India (-0,07%), yen Jepang (-0,05%), yuan China (-0,05%), dolar Singapura (-0,04%), dan dolar Hong Kong (-0,004%).
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA