Likuiditas Longgar dan Pertumbuhan Kredit Sehat
Kredit BNI tumbuh 10,5% (YoY) menjadi Rp812,19 triliun. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak 21,4% (YoY) menjadi Rp934,3 triliun, didorong oleh peningkatan giro, deposito, dan dukungan penempatan dana pemerintah.
Kombinasi ini membuat Loan to Deposit Ratio (LDR) turun signifikan ke 86,9% dari 95,3% pada tahun sebelumnya. Posisi LDR yang rendah ini menunjukkan likuiditas BNI yang longgar dan memberikan ruang ekspansi kredit yang lebih luas dibandingkan pesaing seperti BRI dan Mandiri yang LDR-nya masih di atas 90%.
Manajemen Risiko dan Struktur Permodalan yang Solid
Kualitas aset BNI terjaga dengan rasio NPL stabil di 2,0% dan coverage ratio tinggi di 222,7%. Struktur permodalan juga tetap solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 21,1% dan Return on Equity (ROE) sebesar 12,7%.
Proyeksi dan Outlook Positif untuk BBNI
CGS Sekuritas memproyeksikan laba bersih BNI akan mencapai Rp20,7 triliun di akhir 2025, dengan potensi pertumbuhan sekitar 10% pada 2026. Pemulihan margin bunga bersih dan stabilisasi biaya dana menjadi faktor pendukung.
Dengan kombinasi likuiditas yang longgar, efisiensi biaya, manajemen risiko yang prudent, dan pertumbuhan pendapatan non-bunga, BNI diproyeksikan memiliki potensi kuat untuk memimpin pemulihan sektor perbankan Indonesia di tahun depan.
Artikel Terkait
Roberto Donadoni Tertarik Tangani Timnas Indonesia? Ini Profil dan Jejak Karier Pelatih Eks Timnas Italia
Viral Oknum Polisi Cat Calling di Kebayoran Baru, Langsung Panik Diminta Maaf Korban!
Biaya MBG per Anak Rp15.000? Ini Rincian dan Estimasi Lengkapnya!
Poseidon Rusia: Drone Nuklir Bawah Air Pemicu Tsunami Radioaktif yang Dijuluki Senjata Kiamat