"Tapi ketika saya dipanggil, loh Bu Mega bilang ndak tuh," katanya.
Bahkan, lanjut Mahfud, Ketum PDIP tersebut sampai menegaskan, agar dirinya jangan menerima bantuan uang dari pihak lain.
"Kalau ada orang nyumbang itu suruh dalam bentuk barang aja, kaos, langsung kirim, tapi kalau dalam bentuk uang, kata Bu Mega, Pak Mahfud tidak usah. Kami yang ngurus di TPN (tim pemenangan nasional)."
"Sehingga saya tidak keluar uang," timpalnya lagi.
Disisi lain, saat itu Mahfud dan PDIP tidak tahu bahwa Jokowi akan mengajukan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka untuk maju di Pilpres.
"Kami tahu bahwa Pak Prabowo akan maju. Kan waktu itu kan masih banyak calonnya tuh, macam-macam lah, ya kita jalan aja. Nah tiba-tiba muncul nama Mas Gibran, ya konstalasi terus berubah. Ya tidak apa-apa harus jalan," ujarnya.
Sampai akhirnya, Mahfud menerima kekalahan, dan kembali menghadap Megawati. Di situlah, mantan Ketua Hakim MK ini mengaku salut dengan sikap kenegarawanan putri Soekarno tersebut.
"Ibu mempercayai saya, dan menunjukkan jati diri ibu, ibu tidak tidak mencari uang dari proses politik ini. Bagi saya kalah enggak apa-apa, saya tetap merasa terhormat saya bilang," tuturnya.
Sumber: viva
Artikel Terkait
Jokowi Pilih Forum Bloomberg, Abaikan Sidang Ijazah Palsu: Analisis Dampak Politik
Analisis Posisi Jokowi Pasca Lengser: Prabowo Subianto Kuasai Panggung Politik
Tony Rosyid: Tuntut Pertanggungjawaban Jokowi 10 Tahun Memimpin Itu Wajar
Victor Rachmat Hartono Dicegah ke LN: Kasus Pajak PT Djarum yang Menggegerkan