PARADAPOS.COM - Poster bertuliskan kalimat “Kampus Seni yang Takut pada Seni Adalah Ironi yang Membusuk!” dibentangkan salah satu mahasiswi saat menggelar aksi di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jawa Barat, Senin, 17 Februari 2025.
Aksi yang digelar sebagai bentuk protes atas kebijakan kampus melarang pementasan lakon berjudul ‘Wawancara dengan Mulyono’ karya kelompok Teater Payung Hitam itu diikuti oleh ratusan mahasiswa.
Rachman Sabur pimpinan kelompok Teater Payung Hitam sekaligus sutradara dan penulis lakon 'Wawancara dengan Mulyono' sebenarnya telah mengajukan permohonan izin kepada Kepala Studio Teater ISBI Bandung, Irwan Jamal sejak 9 Januari 2025.
Namun menjelang hari pementasan pihak kampus justru mencopot poster acara berwajah Mulyono —nama kecil Presiden Jokowi— hingga menggembok Studio Teater ISBI Bandung sehingga pertunjukan batal digelar pada 15-16 Februari 2025.
"Ini sejarah di ISBI, harus ada izin dari rektor,” kata Sabur, Selasa (18/2/2025).
Semenjak adanya Studio Teater ISBI Bandung, kata Rachman Sabur, baru kali ini sebuah pementasan teater harus mengantongi izin rektorat.
Sebagai pensiunan dosen di ISBI Bandung, Rachman Sabur menilai pimpinan kampus melakukan pelarangan karena terlalu paranoid dengan lakon berjudul 'Wawancara dengan Mulyono' itu.
“Sungguh memprihatinkan keberadaan kampus almamater saya ini,” tuturnya.
Sementara, Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati belakangan berdalih melarang pementasan lakon 'Wawancara dengan Mulyono' demi menjaga kondusivitas lingkungan akademik.
Dia juga mengklaim keputusan itu diambil sebagai bentuk menjaga netralitas kampus dari kegiatan yang berbau kepentingan politik praktis.
Jauh sebelum itu, kata Retno, dia juga telah mengingatkan Tony Supartono alias Tony Broer dosen berstatus aparatur sipil negara (ASN) di ISBI Bandung.
Sebab dalam lakon 'Wawancara dengan Mulyono', Tony Broer merupakan salah satu pemainnya yang akan memerankan sosok Mulyono bersama Rachman Sabur yang berperan sebagai jurnalis.
"Kami berusaha kembali mengingatkan tentang bahaya pertunjukan yang mengandung unsur insinuasi terhadap mantan presiden,” kata Retno dalam keterangannya, Selasa (18/2/2025).
Retno juga menjelaskan alasan ISBI Bandung tidak mengeluarkan surat larangan pementasan lakon 'Wawancara dengan Mulyono' secara resmi karena dirinya tidak pernah menerima surat permohonan dari Rachman Sabur.
Walaupun, Retno mengakui bahwa Rachman Sabur memang sempat mengirim surat permohonan kerja sama terkait peminjaman Studio Teater ISBI Bandung kepada Kepala Studio Teater ISBI Bandung, Irwan Jamal pada 9 Januari 2025.
Namun surat itu tidak pernah ditanggapi Irwan Jamal karena yang bersangkutan tidak memiliki kapasitas untuk menjawab. Selain juga telah mendapat penolakan dari ketua jurusan sebagai atasannya.
Retno mengungkap pihak kampus akhirnya memutuskan untuk menggembok ruang Studio Teater ISBI Bandung karena kelompok Teater Payung Hitam hingga 14 Januari 2025 tetap melakukan latihan. Padahal, sejak awal pihak tidak diberikan izin.
“Sejak dari awal dilakukan mediasi pun sudah tidak diizinkan, dengan alasan-alasan yang sudah diinformasikan sebelumnya," katanya.
Dikecam
Keputusan rektorat ISBI Bandung melarang pementasan lakon Wawancara dengan Mulyono menuai kecaman.
Artikel Terkait
Wacana Budi Arie Masuk Gerindra: Settingan Jokowi untuk Dua Periode Prabowo-Gibran?
Prabowo Ksatria: Tanggung Utang Kereta Cepat Whoosh, Bukti Sikap Negarawan
Relawan Kesehatan Tuntut Pencabutan Perpres 82/2018: Pasal 63 Dinilai Diskriminatif
Adies Kadir Tancap Gas Tangani Sengketa Lahan 534 Hektar di Surabaya Pasca MKD