Sebelum menunjukkan ijazah-ijazahnya, Jokowi mewanti-wanti agar ijazah-ijazah itu tidak difoto.
Jokowi kemudian menunjukkan ijazah-ijazahnya yang ada dalam map. Ada dua map yang ia perlihatkan.
Satu map berisi ijazah Jokowi dari SD hingga SMA, sedangkan satu map lainnya berisi ijazah UGM. Jokowi pun menunjukkan satu per satu ijazah itu kepada awak media.
"Ini saya tunjukkan ijazah saya, dari SD sampai S1. Tapi jangan difoto ya," kata Jokowi.
Ijazah pertama yang ditunjukkan oleh Jokowi adalah ijazah SMA Negeri (SMAN) 6 Surakarta (Solo).
Selanjutnya, ia menunjukkan ijazah SMP Negeri (SMPN) 1 Surakarta, serta ijazah SD Negeri (SDN) Tirtoyoso Surakarta.
Terakhir, Jokowi menunjukkan ijazah dari Fakultas Kehutanan UGM. Map yang di dalamnya ada ijazah UGM terlihat tulisan UGM.
Di setiap ijazah, terlihat pasfoto Jokowi sesuai jenjang sekolahnya. Di ijazah UGM, tampak foto Jokowi mengenakan kaca mata.
"Saya baru memutuskan untuk memperlihatkan kepada Bapak-Ibu (media) baru tadi malam," kata Jokowi.
Jokowi sempat berkelakar dengan mengatakan bahwa map untuk menyimpan ijazah SD hingga SMA miliknya itu tidak asli.
"Kalau ini stopmap (map) enggak asli (tempat menyimpan ijazah SD hingga SMA). Kalau ini stopmap asli dari UGM," kata dia.
Ketika salah seorang wartawan menanyakan tentang kaca mata yang dipakainya di foto ijazah UGM, Jokowi mengaku dulu matanya minus.
Ia menyebut kaca mata itu sudah pecah dan dulu ia tidak mampu membeli lagi.
"Oh yang itu sudah pecah, saya dulu tidak mampu beli lagi," kata dia.
Hari ini, Jokowi kedatangan massa dari TPUA yang ingin mengklarifikasi soal keaslian ijazah dari UGM.
Perwakilan kelompok itu sempat diterima Jokowi, namun Jokowi memilih tak memperlihatkan ijazahnya kepada mereka.
Sehari sebelumnya, TPUA mendatangi Fakultas Kehutanan UGM untuk memverifikasi ijazah Jokowi.
Sumber: PWMU
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: DPR Hormati tapi Minta Kajian Mendalam
Dugaan Pembengkakan Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh: Kerugian Negara Capai 4,5 Miliar Dolar
Prabowo Tegaskan Kereta Cepat Whoosh Tak Bermasalah, Ini Faktanya
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh Rugikan Negara Triliunan, DPR Turun Tangan