Pengamat Sabang Merauke Circle Sebut Pemerintahan Prabowo Terancam Kotoran Jokowi dan Benalu: Butuh Evolusi Dipercepat!

- Sabtu, 02 Agustus 2025 | 06:05 WIB
Pengamat Sabang Merauke Circle Sebut Pemerintahan Prabowo Terancam Kotoran Jokowi dan Benalu: Butuh Evolusi Dipercepat!

PARADAPOS.COM - Arah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto mulai dihadapkan pada tantangan tajam bahkan sebelum resmi dilantik.


Analis politik dan aktivis Syahganda Nainggolan secara blak-blakan memperingatkan bahwa fondasi kekuasaan Prabowo terancam oleh warisan masalah yang ia sebut sebagai "kotoran Jokowi" dan "benalu" yang berpotensi menggerogoti efektivitas pemerintahannya.


Peringatan keras ini disampaikan Syahganda dalam sebuah diskusi di Podcast Forum Keadilan TV


Menurutnya, Prabowo mewarisi sebuah struktur yang tidak sepenuhnya bersih dan solid, sehingga membutuhkan langkah pembenahan yang radikal namun terukur.


"Saat ini [pemerintahan Prabowo] seperti tercampur 'kotoran Jokowi' dan benalu-benalu yang perlu dibersihkan," ujar Syahganda.


Istilah "kotoran" dan "benalu" ini merujuk pada elemen-elemen dari pemerintahan sebelumnya yang dianggap tidak produktif, termasuk individu-individu di pos-pos strategis yang dinilai tidak berkualitas dan hanya menjadi beban bagi agenda besar Prabowo untuk Indonesia.


Basis Ideologis Keropos, Konsolidasi Jadi Kunci


Salah satu analisis paling tajam dari Syahganda adalah kondisi internal Prabowo yang ia sebut "agak keropos di dalam negeri". 


Kerapuhan ini, menurutnya, bersumber dari absennya dukungan solid dari dua kutub ideologis terbesar di Indonesia.


Pertama, kekuatan nasionalis yang hingga kini masih kuat direpresentasikan oleh PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri


Kedua, kekuatan politik Islam yang pada Pilpres 2024 lalu cenderung berkumpul di gerbong Anies Baswedan.


Tanpa merangkul kedua kekuatan ini, posisi Prabowo dinilai rentan, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional.


"Prabowo perlu mengkonsolidasikan kekuatan nasional dan ideologis untuk memperkuat posisinya, terutama di kancah internasional," tegas Syahganda.


Halaman:

Komentar