Meskipun masih berpangkat bintang dua, ia meyakini peluangnya tetap besar karena dalam sejarah Polri, pernah terjadi kenaikan pangkat kilat dalam dua hari dari bintang dua menjadi bintang empat untuk menjabat Kapolri, karena hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden.
Di sisi lain, Sri mengatakan Kapolri Listyo Sigit pun sudah menyiapkan skenario suksesi kepada dua 'putra mahkota' untuk memastikan kelangsungan agenda dan perlindungan bagi kelompoknya.
Pertama, ungkap Sri, adalah Komjen Dedi Prasetyo yang saat ini menjabat sebagai Wakapolri.
Nama kedua yakni Komjen Suyudi Ario Seto yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Menurut Sri Radjasa, karier kedua perwira ini sangat ditentukan oleh Kapolri, termasuk penempatan mereka di posisi strategis saat ini.
Ia mengklaim bahwa akselerasi karier keduanya, terutama pengangkatan Suyudi yang disebutnya menimbulkan konflik, merupakan bagian dari upaya terstruktur untuk memuluskan jalan mereka sebagai calon Kapolri atau Wakapolri di masa depan.
Upaya ini, lanjutnya, diperkuat dengan taktik fait accompli dengan menyebarkan isu bahwa nama Dedi dan Suyudi telah diusulkan Presiden ke DPR.
Ia yakin isu tersebut adalah upaya untuk mem-framing dan memojokkan presiden.
"Saya, berdasarkan keterangan dari pihak DPR, enggak ada surat itu," tegas Sri Radjasa.
Sumber: Konteks
Artikel Terkait
Pesan Natal Kardinal Suharyo: Seruan Pertobatan Pejabat di Tengah Maraknya Kepala Daerah Diciduk KPK
Pilkada Lewat DPRD: Hanya Akal-Akalan Elite Politik untuk Kekuasaan?
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah Terungkap
Hashim Djojohadikusumo Bantah Isu Lahan Sawit Prabowo: Klarifikasi Lengkap dan Fakta