"Memang ada berbagai masalah yang terjadi, pembebasan lahan tidak optimal, sehingga konstruksi tidak berjalan maksimal, koordinasi di antara kontraktor-kontraktor, pemilihan isu-isu terkait konektivitas," jelas Seto.
Dampak Pemilihan Trase yang Bermasalah
Masalah konektivitas yang disebutkan Seto ternyata berdampak serius. Proyek Whoosh disebut mengorbankan kepentingan industri lain. Salah satu contoh nyata yang diungkapkannya adalah pemilihan trase yang membelah kawasan industri.
"Contoh, pemilihan trase membelah kawasan industri. Ada satu perusahaan baru (yang sudah) membeli tanah, dia siap bangun, tiba-tiba kena trase Whoosh. Akhirnya pabriknya tidak bisa dibangun," pungkas Seto.
Uraian ini memberikan gambaran lebih jelas mengenai kompleksitas dan akar permasalahan yang dihadapi proyek kereta cepat pertama di Indonesia tersebut.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Larang Pejabat Wisata Bencana: Teguran Keras di Sidang Kabinet
Pembalakan Liar Sumatera: Desakan Usut Aktor Intelektual Pemicu Banjir Bandang
Perpol 10/2025: Aturan Kapolri Izinkan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil Dikritik Langgar Putusan MK
Sjafrie vs Dasco: Pengamat Bantah Rumor Rivalitas, Sebut Dua Pilar Utama Prabowo