Menurutnya, arus kuat agar Palestina merdeka muncul dari kekuatan masyarakat sipil di seluruh dunia dan menunjukkan perkembangan yang memberikan harapan agar penjajahan Zionis Israel harus dihapuskan.
"Itu terlihat pada meningkatnya jumlah negara yang memberikan pengakuan terhadap Negara Palestina, termasuk Inggris dan Prancis, dua negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB," tuturnya.
Perkembangan dunia yang menginginkan Palestina merdeka juga tampak pada pendekatan solusi damai dua negara, terutama ketika Prancis dan Saudi Arabia berhasil menyelenggarakan Konferensi Internasional New York pada Juli hingga September 2025 yang didukung oleh 19 negara termasuk Indonesia.
"Ini yang menghasilkan New York Declaration on the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution, dan dengan dukungan 142 negara yang telah mengakui Negara Palestina diadopsi sebagai Resolusi Sidang Majelis Umum PBB," urai Prof. Sudarnoto.
Ia menegaskan bahwa negara-negara di kawasan Asia Pasifik memiliki posisi strategis dalam menghadapi persoalan ini, sebab mayoritas mendukung kemerdekaan Palestina, memiliki basis masyarakat sipil yang kuat, serta berpotensi membangun tekanan diplomatik kolektif terhadap Israel dan sekutu-sekutunya.
Artikel Terkait
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi & Sindir Aturan Kapolri Listyo Sigit
Presiden Prabowo Larang Pejabat Wisata Bencana: Teguran Keras di Sidang Kabinet
Pembalakan Liar Sumatera: Desakan Usut Aktor Intelektual Pemicu Banjir Bandang
Perpol 10/2025: Aturan Kapolri Izinkan Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil Dikritik Langgar Putusan MK