"Ya, terus siapa lagi yang mau, memang tugasnya Bareskrim kan memang melakukan investigasi itu. Ya, nanti di sidang, lah," kata Jokowi menambahkan.
Selain itu, menanggapi permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar ijazah dibuka ke publik, Jokowi menyatakan kesiapan untuk menampilkan dokumen itu dalam persidangan demi transparansi.
Jokowi juga membantah isu lain terkait skripsi dan identitas nama kecilnya.
Ia menyebut skripsinya tersimpan di perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, dan pembimbing skripsinya adalah Prof Dr Ir Ahmad Sumitro.
Sedangkan mengenai nama "Purwoko", Jokowi menjelaskan bahwa saat kecil ia memang pernah sakit-sakitan, dan berdasarkan saran orang tua, namanya diubah dari Mulyono menjadi Joko Widodo sebelum masuk SD.
"Saya kan waktu kecil kan ya enggak ngerti nama saya siapa. Yang jelas, ingat saya kecil saat itu Mulyono, karena sakit-sakitan, itu pun diceritakan oleh orang tua bahwa namanya dulu Mulyono, kemudian karena sakit-sakitan diganti menjadi Joko Widodo.
Enggak tahu juga (ganti nama umur berapa), sebelum SD lah, sebelum SD," katanya.
Di sisi lain, Jokowi mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi, tetapi tetap harus mengikuti aturan yang berlaku.
"Berpendapat itu juga boleh-boleh saja. Mengkritik itu juga boleh-boleh saja. Tapi kan ada aturan mainnya, ada batasan-batasannya.
Berdemokrasi itu juga oleh konstitusi juga diberikan ruang yang seluas-luasnya, tapi juga ada batasan-batasannya," katanya.
Sumber: Republika
Artikel Terkait
KPK Digugat Praperadilan Kasus Kuota Haji Yaqut Cholil Qoumas: Fakta & Kerugian Rp1 Triliun
Sepupu Bobby Nasution, Dedy Rangkuti, Berpeluang Jadi Saksi Kunci Sidang Suap Proyek Jalan Sumut
KPK Tunggu Hasil Sidang Kasus Korupsi Proyek Jalan Sumut untuk Usut Bobby Nasution
Rismon Sianipar Dilaporkan Andi Azwan ke Polisi: Tuduhan TPPU hingga Keturunan PKI